Blogger Widgets

Pages

Subscribe:
Rony Syahputra Psikologi Pendidikan

Ads 468x60px

.

Labels

Kamis, 10 Mei 2012

Gender and Sexual Orientation


BAB I
Gender and Sexual Orientation
Gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab Jinsiyyun yg kemudian diadopsi dalam bahasa Perancis dan Inggris menjadi Gender.Gender dapat diartikan sebagai perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak,  tanggungjawab, dan perilaku yg dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat, dengan kata lain Gender adalah pengalaman psikologi seseorang terhadap salahsatu Seks/Jenis kelamin.
Konsep gender berbeda dengan Seks / jenis kelamin. Seks adalah karakteristik genetik fisiologik atau  biologis seseorang yg menunjukkan dan membedakan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki.
2 aspek penting dalam gender
1.      Gender Identity (Identitas Gender)
Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai perempuan atau laki-laki.
2.      Gender Role (Peran Gender)
Peran yang dipandang layak oleh suatu masyarakat dalam suatu budaya tertentu untuk diberikan kepada laki-laki & perempuan. Peran gender inilah yang menunjukkan identitas gender kita.

1.1 Identitas Gender dan Peran Gender
Identitas gender berkembang pada masa awal-awal kehidupan. Bayi yang baru lahir akan diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin mereka. Lingkungan seperti orang tua, saudara, teman sebaya, guru, dll yang akan membentuk prilaku bayi untuk menjadi laki-laki atau perempuan dengan harapan budaya tertentu.
Peran gender adalah prilaku dan karakteristik yang diharapkan budaya dari seorang laki-laki atau perempuan berdasarkan jenis kelamin mereka. Peran gender ini berupa “maskulin” atau “feminim”. individu yang feminin adalah seseorang yang memiliki angka yang tinggi pada sifat feminin dan memiliki angka rendah dari sifat maskulin, individu yang maskulin adalah seseorang yang memiliki angka yang tinggi pada sifat maskulin dan memiliki angka yang rendah pada sifat feminin.Pada beberapa kasus seseorang laki-laki atau perempuan bisa memiliki kedua karakteristik maskulin dan feminin, seseorang ini dikatakan sebagai androgynous. Individu androgynous adalah laki-laki atau perempuan yang memiliki angka tinggi pada sifat maskulin dan feminin. Seperti di Amerika Serikat seorang perempuan yang melahirkan, menyusui (feminin) dan kuat, mandiri, kompetitif (maskulin) dapat dikatakan sebagai androgynous.
1.2 Kesaman Gender dan Perbedaan Gender


Gender Differences in Physical Strength and Skill
Laki-Laki
Perempuan
Kuat
Hamil dan Melahirkan
Akurat
Menyusui

Gender Differences in Cognitive Ability and Achievement
Laki-Laki
Perempuan
Spasial dan Mekanik
Kemampuan Bahasa
Matematika
Ingatan verbal dan spasial
Sains
Kecepatan persepsi
Komputer
Kemampuan motorik
Studi Sosial
Kemampuan membaca
Elektronik, Otomotif

Skill Berjualan


Gender Differences in Emotion and Social Behavior
Laki-laki
Perempuan
Kompetitif dan Dominan
Simpatik
Asertif
Sosiabel dan friendly
Lebih sering terlibat tindakan kriminal
Dapat dipercaya dan terbuka
Tidak takut resiko
Kerjasama
Self Esteem tinggi
Dapat menyembunyikan perasaan mereka
Physical aggression
Verbal aggression

Gender Diffeerences in Mating and Sexual Behavior
Laki-laki
Perempuan
Lebih memilih teman yang lebih muda
Lebih memilih teman yang lebih tua
Memilih teman yang secara fisik menarik
Memilih teman yang punya potensi mendengar yang tinggi
Memilih teman yang punya sifat keibuan
Memilih teman yang mempunyai karakter baik
mengancam dengan ketidaksetiaan seksual
Mengancam dengan ketidaksetian emosi
Merasa nyaman dengan ide-ide seksual
Membatasi seks untuk jangka panjang
Pencemburu


1.3 Asal-usul Perbedaan Gender
Perbedaan seks pada otak
Penelitian brainimaging menunjukkan bahwa struktur otak laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini dilihat dari kadar estrogen, testosteron, dan hormon seks lainnya. Selain itu proses pada masa kehamilan juga berpengaruh padaa perkembangan otak, perbedaan ini akan terlihat ketika dewasa.
Rata rata serebral korteks laki-laki sepuluh persen lebih besar dari pada perempuan, ini disebabkan karena volume materi putih ( akson mielin ) pada laki-laki lebih banyak. Belahan otak kanan sedikit lebih besar dari belahan kiri pada laki-laki dan perempuan selama masa kanak-kanak, tetapi saat dewasa belahan otak kanan laki-laki relatif lebih besar dari pada perempuan.
Selain itu, ada perbedaan gender dalam corpus callosum. Terdapat 200 juta neuron yang menghubungkan dua belahan otak selama masa kanak-kanak, ketika dewasa, corpus callosum perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Ada juga perbedaan gender di daerah subkortikal otak. Amigdala berkembang lebih cepat pada laki-laki dan lebih besar pada laki-laki dewasa. Sebaliknya, sedangkan Hippocampus berkembang lebih cepat pada anak perempuan dan lebih besar pada perempuan dewasa. Amigdala dan hipokampus berperan dalam memori dan emosi, amigdala lebih terkait dengan ekspresi agresi, sedangkan hippocampus berperan pada kegiatan mengingat (memori).
Pandangan lain menyatakan bahwa perbedaan gender dalam otak merupakanhasil dari perilaku dan pengalaman dikarena struktur otak tidak tetap saat lahir yang bersifat plastisitas dan berubah sepanjang masa hidup.
Evolusi Psikologi dan Perbedaan Gender
Pemikiran saat ini tentang perbedaan gender didominasi oleh 2 teori yang berbeda. Yaitu, teori evolusi dan teori peran sosial.
Teori Evolusi Perbedaan Gender
Menurut Charles Darwin, tekanan evolusioner pada masa lalu mempengaruhi perbedaan penampilan fisik dan perilaku pada laki-laki dan perempuan. Gagasan Darwin ini telah menjadi dasar teori evolusi sebagai asal-usul perbedaan gender pada laki-laki dan perempuan.Berdasarkan teori evolusi perbedaan gender, perbedaan gender muncul dari gen yang dihasilkan tekanan evolusioner yang berbeda pada laki-laki dan perempuan terdahulu.
5 faktor yang terlibat dalam perbedaan gender
1.      Evolutionary pressures associated with hunting
Teori evolusi percaya bahwa laki-laki tak kenal takut, bisa melempar senjata secara akurat dan lebih mungkin untuk bertahan hidup serta bereproduksi. Berburumenjadi tugas laki-laki, karena perempuan hamil dan melahirkan, berburu membutuhkan kemampuan spasial yang baik, Dan pada masa modern kemampuan spasial dihubungkan dengan kemampuan matematika. Sehingga laki-laki memiliki kemampuan matematika yang lebih kuat dari oada perempuan.
2.      Evolutionary selection of dominance and aggression
Pada masa lalu laki-laki yang mencari perempuan-perempuan yang subur. Salah satu faktornya untuk menjadi lebih kuat, lebih dominan, dan lebih agresif dari laki-laki lain saat berburu
3.      Evolutionary pressures created by child care
Teori evolusi menyatakan bahwa perempuan berperan dalam merawat dan memelihara bayi, menyusui untuk menyehatkan bayi dan melindungi bayi mereka dari ancaman ancaman predator. Inilah yang menyebabkan perempuan lebih ramah, kooperatif, verbal dan kurang agresif dibandingkan laki-laki.
4.      Evolutionary pressures created by gender differences in parental investment.
Perempuan selalu tahu ia adalah ibu dari anak-anak yang dia lahirkan, sedangkan laki-laki tidak bisa memastikan bahwa dia adalah ayah dari anak-anaknya, karena perempuan bisa saja berhubungan seks dengan laki-laki lain.Oleh karena itu, laki-laki berkembang dengan kecemburuan seksual dan berusaha menjadi pengendali perempuan.(untuk mengurangi kemungkinan bahwa mereka akan menanggung anak dari pria lain).
5.      Evolutionary pressures in mate selection
Pada masa lalu kemampuan perempuan untuk mendapatkan makanan sangat terbatas. Seperti ketika mereka sedang hamil, oleh karena itu mereka membutuhkan pasangan hidup (laki-laki) untuk membantunya.Jadi, menurut teori evolusi laki-laki berperan untuk mencari perempuan. Dan perempuan berperan untuk memilih laki-laki. Biasanya perempuan lebih menyukai laki-laki yang mapan dan dapat membantunya untuk bertahan hidup.
Kritik Teori Evolusi
Teori ini kurang baik karena pada teori ini laki-laki digambarkan kurang berperan dalam mengasuh anaknya dan hanya mementingkan kebutuhan biologisnya saja. Jika dilihat dari sisi ilmiah, teori ini tidak pernah bisa langsung diuji. Dan tidak bisa dilakukan eksperimen formal untuk menempatkan hipotesis pada teori ini.
Teori Peran Sosial Perbedaan Gender
Perbedaan gender terjadi karena peran sosial yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Peran sosial ini dapat diperoleh dari tantangan, pengalaman atau hal lainnya.
Dalam kesehariannya laki-laki dipandang lebih kuat secara fisik. Sehingga masyarakat menciptakan suatu pemikiran bahwa laki-laki adalah penguasa. Dan perempuan tunduk akan hal itu. Di sisi lain laki-laki berperan untuk mencari nafkah dan perempuan berperan untuk mengasuh anak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli, didapatkan hasil bahwa diantara 37 budaya diseluruh dunia laki-laki lebih menyukai perempuan yang lebih muda dan ahli dalam hal mengurus rumah tangga (anak, dapur, dan lain-lain). Sedangkan perempuan lebih menyukai laki-laki yang lebih tua dan memiliki penghasilan yang baik.
Dan diantara 93 budaya ditemukan bahwa perempuan lebih cenderung untuk patuh. Dan laki-laki cenderung untuk bekerja sama sehingga memungkinkan laki-laki untuk memiliki istri yang banyak.
Kritik Sosial-Peran Teori
Teori ini tidak terlalu membahas data yang cukup untuk menunjukkan beberapa perbedaan antara otak laki-laki dan perempuan. Dan ada kemungkinan juga bahwa perbedaan gender yang terjadi diotak adalah hasil dari peran sosial.
1.4 Pengembangan Identitas Gender dan Peran
Meskipun laki-laki dan perempuan jauh lebih mirip daripada berbeda. Tetapi, mereka memiliki identitas dan peran sosial masing-masing sesuai dengan gender mereka. Seperti pada anak berumur 2 atau 3 tahun. Mereka menyadari bahwa mereka adalah seorang laki-laki atau perempuan. Sehingga yang laki-laki terlihat lebih maskulin dengan mainannya seperti mobil-mobilan. Dan perempuan akan terlihat lebih feminin dengan mainannya seperti boneka.
Psychoanalytic Theory of Gender Identity
Sigmund Freud mengemukakan bahwa anak akan mengikuti atau mengidentifikasi orang tua yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Mereka mengadopsi peran gender dan bertindak sama seperti ibu atau ayah karena dua alasan. Pertama, Freud percaya bahwa anak-anak takut dengan orang tua mereka. Salah satu cara untuk menghindari masalah dengan orang tua sesama jenis adalah untuk mengadopsi perilaku orang tua tersebut. Alasan kedua,.mereka mengadopsi identitas gender dari orang tua sesama jenis untuk menarik perhatian orangtua dengan jenis kelamin yang lain
Social Learning Theory of Gender Identity
   Albert Bandura menyatakan bahwa anak anak mempelajari prilaku yang sesuai dengan gender mereka melalu pengamatan dari orang dewasaatau saudara mereka dan melalui reinforcment dan punisment.
1.5 Orientasi Seksual
Orangyang tertarik secara seksualkepada seseorang denganjenis kelamin yang berbeda  disebutheteroseksual.Sebaliknya,orang yangtertarik kepada seseorangjenis kelamin yang samamemiliki orientasihomoseksual. Pria yang memiliki orientasihomoseksualdikenal dengan sebutan gay, sedangkanwanita yang memiliki orientasi homoseksual dikenal dengan sebutanlesbian. Selain Homoseksual, ada juga orang yang memiliki ketertarikan terhadap jenis kelamin yang berbeda dan juga memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis kelaminnya, hal tersebut dikenal dengan sebutan biseksual.
Sebuah survey nasional dilakukan oleh Universitas Chicago kepada lebih dari 3000 orang dewasa untuk melihat orientasi dan prilaku seksual dikalangan orang Amerika.
Hasil survey menunjukkan bahwa 9 persendarilaki-laki dewasatelahberhubungan seks denganlaki-lakilain selama pubertas, sekitar 4 persenlaki-laki tersebuttetap menjadi homoseksualsetelah usia18 dan 2,8persenlaki-lakimengaku mereka sebagaigay ataubiseksul.Sedangkan, 4 persenperempuan pernah melakukan seksdengan perempuan lain sejakpubertas, dan tetap menjadi homoseksual setelah usia 18 dan 1,54persendari seluruh perempuanmengidentifikasi diri mereka sebagailesbianataubiseksual.
Mitos seputar Homoseksual dan Biseksual :
·      Orang yang memiliki orientasi homoseksual dan biseksual mengambil peran gender dari jenis kelamin lainnya. Maksudnya, seorang gay akan berperilaku seperti wanita feminin, begitu juga sebaliknya seorang lesbian akan berperilaku seperti seorang pria maskulin.
Fakta Mereka berperilaku seperti orang yang memiliki orientasi heteroseksual.
·      Orang yang memiki orientasi homoseksual dan biseksual mengajak orang yang memiki orientasi heteroseksual untuk menjadi homoseksual.
Stigmatisasi,Stres,danOrientasi Seksual
Seoranggaydan lesbianseringmerasa tidak nyaman dan kesulitan mendapat pengakuan orientasi seksual dari teman sebaya, keluarga, dan lingkungan.Gayjuga menghadapirisiko yang lebih besarterkena AIDS dan mengalami stres hidup daripadaheteroseksual, tidakmengherankanbahwasejumlah penelitian yang dilakukantelah menemukan bahwagay danlesbian baik remajamaupun dewasamamiliki kecenderunganlebih besaruntuk depresi, bunuh diri, danpenyalahgunaan zat-zat terlarang.
Asal Usul Orientasi Seksual
Banyak orangpercaya bahwapengalamanseksual pertamamemiliki pengaruh besar dalammembentuk orientasiseksual.. Jika pengalamanseksual pertamaindividu denganorangyang berjenis kelamin sama, apakah individu tersebut lebih mungkin unutk mengembangkan orientasi homoseksual ?AntropologGilHerdt(1984)dariUniversitasChicagomenentang pendapat ini dengan menggambarkanpraktek-praktek seksualdari orang-orangsambiandi New Guinea.orangSambianpercaya bahwaanak laki-lakiakanmenjadi laki-lakihanya jika merekamenelanspermalaki-lakiyang lebih tua.Oleh karena itu,pada usia 7tahun,anak laki-lakiakan meninggalkan rumahkeluarga merekadan tinggal di pondokputra, di mana mereka diinisiasi kehomoseksualitasritual. Merekasecara teraturmelakukan oral sekspadapriayang lebih tua selama beberapa tahun danmerekaakan menerimaseks oraldarilaki-lakiyang lebih mudaketika mereka mencapaikematangan seksual.Meskipunpriasambianmelaporkankenikmatankegiatanhomoseksual tersebut, hampir semualaki-lakisambianlebih memilih untuk memilikihubunganseksualsecara eksklusif denganperempuan.Praktek seksual tersebutmenunjukkan bahwalaki-lakiSambiantidakmenjadihomoseksualhanya karena memilikipengalamanhomoseksualsewaktu mereka muda. Konsistendengan pandangan ini,hanya sebagian kecilorangdi amerika serikatyang memiliki pengalamanseksualdengan orang berjenis kelamin samasewaktu mudamengembangkanidentitashomoseksualpada masa dewasa(michael & lainnya, 1994)
Psikolog John Money, menyatakan hipotesis bahwa pembelajaran sosial tidak memainkan peran dalam perkembangan homoseksualitas, namun kombinasi faktor biologislah yang mempengaruhi beberapa orang untuk homoseksualitas. Beberapa jenis penelitian telah memberikan bukti yang konsisten dengan (tetapi tidak membuktikan) hipotesis ini. Yaitu :

1.    Studi kembar menunjukkan bahwa faktor genetik mempengaruhi beberapa individu untuk homoseksualitas. Jika salah satu kembar adalah homoseksual, kembar yang lain lebih mungkin menjadi homoseksual juga.
2.    Adanya buktibahwatingkatkhasbeberapa hormonseks selamaperkembangan janinmeningkatkan kemungkinanhomoseksualitas.
3.    Banyak penelitianmenunjukkan bahwapria gaylebih mungkinuntuk memiliki lebihdari satusaudaralaki-laki. Karenaia lahir dengan tingkattestosteronpranatalyang lebih rendah, ini bisa mencerminkanpengaruhhormonalpadaHomoseksualitaspria.
4.    Ada buktikonsistenbahwa homoseksualberbeda dariheteroseksualdiareaHipotalamusdanStrukturotak lainnyayang berbedaantara pria danwanita.
BAB II
Biological and Psychological Aspects of Sexuality

Pada masa peradaban awal gambar dan tema-tema seksualitas sudah ada dalam bidang seni dan sastra, tetapi studi ilmiah tentang seksualitas baru-baru ini saja muncul. Pada pergantian abad kedua puluh dua dokter Eropa melakukan penelitian awal tentang seksualitas. Richad Von Krafft-Ebing (1840-1902), seorang wina ahli syaraf, penelitiannya berisi variasi belajar yang luas dan penyimpangan dalam perilaku seksual manusia. Namun, pandangan Krafft tentang seksualitas kebanyakan bersifat negatif dan karyanya dipenuhi dengan kesalahpahaman. Misalnya, Krafft percaya bahwa masturbasi merupakan penyebab semua penyimpangan seksual dan akar dari masalah seksual.

Seorang tokoh utama kedua dalam studi seksualitas manusia adalah Henry Havelock Ellis (1859-1939). seorang dokter dari Inggris. Ellis adalah orang pertama yang membahas secara luas peranan pengaruh sosial dan budaya yang membentuk perilaku seksual manusia dan salah satu orang pertama dalam studi homoseksualitas. Ia juga untuk pertama kalinya menyatakan bahwa pria dan wanita mengalami hasrat seksual yang sama dan menyatakan masalah-masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi dapat mempengaruhi fungsi seksual fisik.

Setelahbanyak penelitian dipublikasikanolehKrafftdan Ellis pada awalabad ini.Studi ilmiahseksualitas manusia selama bertahun-tahun mengalami perkembangan yang menurun. Dalam banyak hal,dunia ilmiahbelumsiap untuk membahasseksualitas manusiasecara obyektif. Namun, dalam tahun 1940-anAlfred C.Kinsey (1894-1956) tertarikmempelajari perilakuseksual manusia.Ia melakukansurveibesar yangmemungkinkan untuk menggambarkanbanyak aspekseksualitasmanusia, termasukberbagai kegiatanseksual.

Pelopormodern lainnyadalam studiperilaku seksualadalah John Money dari Universitas Johns Hopkins. Money terkenal karenastudinya tentangperkembangan seksualdan penelitianklasiknya terhadap role gender. Dan yang tidak kalah penting adalah karyaWilliam MastersdanVirgnia Jhonson dalam studilaboratorium yang mengamati partisipan selama siklus reaksiseksual darikegembiraanawal sampai padasaat orgasme serta Master danJohnsonyang menyatakan bahwa perubahan fisiologislahyang menyertaiperilaku seksual.

2.1   Sexual Anatomy and Functioning
Strukturutama darianatomiseksualperempuan
Uterus (Rahim)berbentuk seperti buah pir, memiliki struktur berotot, dan merupakan tempat janinselama kehamilan.Setelah pembuahan, telur yang dibuahitertanam padadinding uterus, di mana ia tumbuh dan berkembangselama kehamilan.
Ovariumadalah duastruktur yangmemproduksi estrogendan hormon lainnyayang menghasilkanovum atau telur,untuk reproduksi.
Tuba fallopi merupakan tempat terjadinya pembuahan.
Serviks terdapat pada bagian bawahrahim yang merupakan leherrahimyang terhubung kevagina, melaluileher rahimmenstruasimengalirdan juga merupakan saluran yang dilalui bayi saat dilahirkan selama persalinan.
Alat kelamin eksternal wanita terdiri dari kumpulan struktur kolektif yang disebut sebagai vulva, vulva terdiri atas :
·      Mons, merupakan gundukan daging yang terdapat di bagian atas vulva, merupakan daerah atas dan ditutupi oleh rambut kemaluan.
·      Labia mayor, bibir terluar dari vulva.
·      Labia minor, yang mengelilingi bibir vagina bagian dalam. Kedua labia tersebut membentuk lipatan yang menutupi mulut vagina dan merupakan daerah yang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual.
·      Klitoris, lipatanlabia minorayang menyatudi bagian atasvagina. yang merupakan struktur bagian atasvagina yangpalingresponsif terhadaprangsangan seksual.Labiadan klitorismempunyai peran penting dalamrespon seksualperempuan.

Strukturutama darianatomiseksuallaki-laki.

  
Alat kelamineksternal pria terdiri daripenis danskrotum.
Penisadalah strukturberbentuk tabung, yang berisi tigatabung seperti spons yang akan terisi darah selama respon seksual, hal ini yang menyebabkan penis menjadi kakudan tegakselama ada gairahseksual.
Skrotum  bertugas meresponperubahan suhu tubuh,ketika dingin,santai, atau ketikahangat, untuk memastikan bahwa testistetap berada pada suhuyang optimal untuk memproduksi sperma.
Sistem reproduksi priaterdiri daritestis(buah zakar)dan sistemterkait yang  berbentuk seperti tabungdan merupakan kelenjar kelamin pria.
Testismemproduksihormondan sel-selreproduksi berupa sperma.
Epididimis adalah struktur di dalam skrotum yang melekat di bagian belakang testis dan memanjang sampai ke vas deferens. Epididimis berfungsi untuk menahan testis di tempatnya dan menyimpan sperma selama proses pematangan. Sperma akan ditransfer ke vesikula seminalis melalui vas deferens.
Vas deferensadalah tabungyang membawasperma dariepididimismenujubagian luartubuh.Sel spermayangdibawa dalamair mani yang disebut semen, cairan ini diproduksi oleh kelenjar prostat danvesikula seminalis.
The Sexual Response Cycle
Responmanusiaterhadap rangsanganseksualmelibatkanrespon biologiyang dikenal sebagai siklusrespon seksual.Meskipunada kesamaansubstansialantara siklusrespon seksualwanita danpria, tetapi ada beberapa perbedaanpenting.











Mastersdan Johnson(1966)menggambarkanempat tahapsiklus responseksual, sebagai berkut:
1.    Excitement phase, dimulai dengan responsif erotis, bertahan mulai dari beberapa menit hingga beberapa jam, tergantung pada sifat alamiah permainan seks yang dilibatkan. Pembuluh darah membesar, aliran darah dan tegangan otao meningkat pada wilayah genital. Respon pada tahap ini adalah lubrikasi pada vagina dan ereksi parsial pada penis.

2.    Platuae phase. Jikarangsangan seksualcukup kuat, gairah seksual terus berlanjut dengan cepatke fase ini, yang ditandai dengantingginya tingkatgairahyangberkelanjutandalam jangka waktu yang lebih lama dari fase sebelumnya. Tingkatkenikmatan seksualsangat tinggi, namun belum samapai pada titik maksimal.

3.    Orgasmic phase. Dengan stimulasiyang cukup, dandalam situasipsikologisyang tepat, individu biasanya berkembangke tahaprefleksiforgasme, puncakgairahfisik dankesenangan tercapai, ditunjukkan dengan pernapasan yang semakin cepat, tekanan darah dan detak jantung mencapai kecepatan tingkat tinggi, kulit berkeringat, dan sebagian individu mengalami kehilangan kontrol otot dalam waktu yang singkat dan mengalami kejang yang spontan.

Berbeda dengan pria, wanita memiliki variasi orgasme yang lebih banyak. Variasi orgasme pada wanita dibedakan menjadi tiga pola umum respon orgasmik, yaitu :
-       Wanitamencapaiorgasmesingkat atau dengan mudah, sama seperti pria, bila wanita telah mencapai orgasme pertama, butuh jeda waktu untuk dapat merespon rangsangan kembali.
-       Wanita yang tergantung pada keadaan dalam mengalamipuncakorgasme, dan orgasme dapat terjadi berkali-kali pada wanita.
-       Wanita dapat meraih orgasme pertama, orgasme berikutnya bisa dicapai dalam waktu yang singakat yaitu hitungan detik ataupun satu menit pascaorgasme pertamanya.

4.    Resolution phase. Individu masuk ke tahap resolusi, dimana pembuluh darah kembali ke keadaan normal. Satu perbedaan antara perempuan dan laki-laki pada tahap ini adalah perempuan dapat dirancang untuk mencapai orgasme lagi tanpa jeda. Sedangkan laki-laki masuk kedalam periode refraktori yang bertahan mulai dari beberapa menit hingga satu hari dimana mereka tidak dapat mencapai orgasme. Lama dari periode refraktori meningkat seiring pertambahan usia.
2.2 Motivasi Seksual
Motivasi seksual adalah motivasi primer yang esensial dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa motivasi seksual, manusia akan punah karena tidak lagi menghasilkan keturunan. Motivasi ini terpusat di hipotalamus.
Similarity to Other Primary Motives
            Motifseksualmenyerupailapar, haus. danmotifutamadalam sejumlahhal penting, seperti berikut ini :
1.    Hypothalamus control. Layaknya rasa lapar dan haus motivasi seksual di kendalikan oleh Hipotalamus. Motivasi untuk perilaku seksual terpusat di hipotalamus. Sistem ini setara dengan sistem makan dan minum di hipotalamus. Jika hipotalamus mengalami kerusakan, perilaku seksual tidak akan ada bahkan dengan adanya stimulus seksual sekalipun.

2.    Role of external stimuli. Sama seperti rasa lapar, yang dapat distimulasi oleh stimulus eksternal, dikenal sebagai insentif, misalnya pemandangan dan aroma dari makanan penutup yang menstimulasi rasa lapar seseorang, motivasi seksual juga sangat sensitive terhadap stimulus eksternal.

3.    Role of learning. Pembelajaran dapatmemainkan peran yang kuatdalam membentukmotifutama. Apa, kapan, dan seberapa banyak kita makan sebagai contoh, dipengaruhi olehpengalaman belajar kita, begitu juga dengan motivasi seksual.

4.    Role of emotions. Sama seperti motivasi utama lainnya, khususnya makan, motivasi seksual sebagian besar dipengaruhi oleh emosi kita. Karena stress, anxiety (kecemasan), dan depresi disertai dengan peningkatan gairahotonomsimpatik, dan karena gairah seksualdimediasi oleh gairah parasimpatis, yang berlawanan dengan aktifitas simpatik, emosiini umumnyamengakibatkanpenurunanmotivasiseksual.
Differences from other primary motives
Terdapat beberapa perbedaan penting antara motivasi seksual dengan motivasi seksual lainnya, yaitu :
1.    Survival value, jika kita tidak memenuhi motif utama dari rasa lapar, haus, kebutuhan kehangatan memungkinkan kita tidak bertahan hidup sebagai suatu spesies.Meskipunkepuasanmotifseksualsangat penting untukkelangsungan hidup spesies, itu tidak diperlukan untukkelangsungan hidupindividu.

2.    Increases and decreases in arousal. Kita termotivasiuntuk mengurangigairahfisiologisolehrasa lapar danmotifutamalainnya.Namun, manusia jelastermotivasi untukmeningkatkanbaikdan menurunkangairah seksualmereka.Perilakuintim yangkita gunakan untuk memulaifaserangsangandari siklusrespon seksual("foreplay") akan meningkatkan gairah.

3.    Role of deprivation.Seseorang yangbaru sajamakan makanan yang  banyak tidak akan lapar, tapi orang yangtelahdiberi makanselama delapan jamakankelaparan.  Hal yang sama berlakuuntuk seks.Jika kehidupan seks yangteratur,dua minggu tidak bertemu dengan pasangan dapat menyebabkanpeningkatan dalamminat seksual. Tetapimotivasi seksualjauh lebih kecildaripada motifutamalainnya, kecuali selamaperioderefrakter, hampirsetiap saatdan situasi manusia rentanterhadap rangsanganseksual.

4.    Decreases in energy. Motifutama lainnyamenyebabkan perilakuyang meningkatkansumber energi dan kebutuhantubuh lainnya.Sebaliknya,hasilperilaku seksual ditandai dengan penurunan energi yang tajam.
2.3Hormones and Sexual Behavior
Hormon-hormon seks adalah senyawa kimia  yang kuat yang dikendalikan oleh kelenjar utama di otak, yaitu kelenjar pituitary. Dua kelompok hormon seks adalah :
1.    Hormon estrogen, kelompok hormone seks yang mendominasi dalam wanita dan diproduksi terutama oleh ovarium.
2.    Hormone androgen, kelompok hormone seks yang mendominasi dalam diri pria, diproduksi oleh testis dan kelenjar adrenal yang ada pada pria ataupun wanita. Testosteron adalah sebuah hormon androgen. Estrogen dan androgen dapat memengaruhi motivasi seksual di kedua jenis kelamin.
Sekresi hormon-hormon seksual diatur oleh sebuah sistem umpan balik. Kelenjar pituitari dikendalikan oleh hipotalamus dan memonitor tingkat hormon dalam tubuh. Kelenjar pituitari memberi sinyal pada testis atau ovarium untuk memproduksi hormon.  Lalu kelenjar pituitari, melalui interaksi dengan hipotalamus, mendeteksi titik di mana tingkat hormon yang optimal telah dicapai dan menghentikan produksi hormone tersebut.
Peranan hormon dalam motivasi perilaku seksual manusia, terutama untuk wanita, sangat tidak jelas (Hyde & DeLamater, 2006). Untuk pria, tingkat hormon androgen yang lebih tinggi diasosiasikan dengan motivasi seksual dan frekuensi orgasme (Thiessen, 2002). Namun demikian,  perilaku seksual bersifat begitu individual dalam manusia sehingga sulit untuk menunjukkan secara spesifik dampak dari hormon-hormon tersebut (Susman & Rogol, 2004).

2.4 Patterns of Sexual Behavior
            Hasil survey yang dilakukan oleh Robert Michael dan rekan-rekan sejawatnya (1994) yang mewawancarai ± 3000 orang berusia 18 sampai 50 tahun yang dipilih secara acak untuk melihat pola seksual masyarakat Amerika. berikut ini adalah hasil survey tersebut :
1.      Masyarakat Amerika cenderung terbagi menjadi tiga kategori: satu per tiga melakukan hubungan seks dua kali seminggu atau lebih, satu per tiga lainnya melakukannya sekali sebulan, dan satu pertiga sisanya melakukannya hanya beberapa kali dalam setahun atau tidak sama sekali.
2.      Pasangan yang sudah menikah adalah kelompok yang melakukan hubungan seks paling sering dan cenderung mencapai orgasme ketika berhubungan seks.
3.      Kebanyakan orang Amerika tidak terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak lazim. Ketika ditanyakan tentang posisi seksual favoritnya, kebanyakan (96%) mengatakan seks pada wilayah vagina merupakan sesuatu yang sangat menarik.
4.      Perzinahan jelas merupakan sebuah pengecualian dan bukan sebuah aturan. Hampir 75 persen dari laki-laki menikah dan 85 persen dari perempuan menikah mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan perselingkuhan.
5.      Laki-laki berpikir tentang seks jauh lebih sering dibandingkan dengan wanita. 54 persen dari laki-laki mengatakan bahwa mereka memikirkan seks seriap hari atau beberapa kali dalam sehari, sementara 67 persen perempuan mengatakan bahwa mereka memikirkannya hanya beberapa kali dalam seminggu atau beberapa kali dalam sebulan.




BAB III
Kasus Gender
3.1 Kasus Gender
Kenapa aku gak jadi cowok aja ya ?
Ada seorang anak perempuan sebut saja namanya bunga. Bunga memiliki kecenderungan dalam dirinya untuk menjadi laki-laki. Hal ini berawal ketika ada teman lelaki nya yang mengatakan kalau perempuan itu lemah dan cuma bisa nangis, karena kesal Bungapun ikut karate dengan tujuan membuktikan kepada temannya kalau perempuan itu tidak lemah, tetapi perempuan itu setara dengan laki-laki. Seiring berjalannnya waktu Bunga tumbuh dengan sifat yang dominan maskulin. Sejak menduduki sekolah menengah, Bunga mengubah potongan rambut nya menjadi seperti laki-laki dan memakai baju, celana, sepatu laki-laki. Pernah ia pergi berbelanja ke supermarket, orang-orang menyangka kalau Bunga adalah laki-laki. Ini menunjukkan kalau penampilan Bunga benar benar terlihat seperti laki-laki.
Akhirnya ia menyadari bahwa perbuatannya itu menyimpang, Bungapun kembali berpenampilan layaknya seperti perempuan seperti mengenakan jilbab. Setelah diselidiki, ternyata, sewaktu muda orangtua Bunga pernah berprilaku seperti dirinya, Ibunya tomboy  dan ayahnya berambut panjang.
3.2 Pembahasan Kasus Menurut Teori
Lingkungan dan hereditas adalah dua faktor yang berpengaruh dalam pembentukan identitas dan peran gender seseorang. Dari kasus diatas, Bunga salah dalam mengidentifikasi identitas gendernya sebagai perempuan yang seharusnya bersifat feminin. Ia malah mengidentifikasi dirinya sebagai seseorang yang maskulin. Kesalahan dalam mengidentifikasi ini disebabkan karena faktor hereditas / keturunan yang diturunkan dari orangtua dan faktor lingkungan seperti teman sebaya, tetangga, sekolah dll.
Dalam kasus Bunga, yang merupakan faktor hereditas adalah riwayat Ibunya Bunga yang juga seperti dirinya. Sedangkan faktor lingkungan adalah teman laki-lakinya yang mengatakan bahwa perempuan itu lemah dibandingkan laki-laki, sehingga membuat dia mengubah penampilannya menjadi seperti laki-laki.





Daftar Pustaka

Lahey, Benjamin B. Psychology an Introduction 9th edition: New York
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif.Jakarta: Salemba Humanika

0 komentar:

Posting Komentar