Blogger Widgets

Pages

Subscribe:
Rony Syahputra Psikologi Pendidikan

Ads 468x60px

.

Labels

Minggu, 30 November 2014

Revisi Karya Masterpiece kelompok 10

Kelompok 10

1. Khairunnisa Pri Utami     10-116
2. Resi Pratiwi                    11-012
3. Etika Mandasari             11-014
4. Rony Syahputra              11-048
5. Firman A. Sebayang       11-123


Video Iklan Pelayanan Masyarakat (Dilarang Merokok!)

Latar Belakang
            Latar belakang kelompok memilih untuk membuat iklan pelayanan masyarakat ini bermula dari salah satu anggota melihat bahwa ada beberapa anak pengamen jalanan yang sudah merokok walaupun usia mereka masih sangat muda. Sehingga untuk mengubah pemikiran mereka dari kecil dibutuhkan iklan atau video tentang bahaya rokok yang harus sering mereka tonton,sehhingga nantinya mereka sama sekali tidak menyentuh rokok karena sudah mengetahui dampaknya bagi kesehatan.
            Merokok adalah salah satu fenomena yang sering  terjadi. Jika seseorang mencoba untuk merokok kemungkinan untuk batuk lebih cepat dua kali. Perasaan tidak menyenangkan danbahkan mungkin mengalami mual. Berdasarkan hal ini, seharusnya kita sadar bahwa merokok hanya memiliki dampak negative bagi kesehatan. Tetapi mengapa banyak orang merokok?
            Faktor psikososial merupakan factor utama yang mendorong remaja untuk mulai merokok.Sebagai contoh, remaja yang kurang memahami bahaya dari rokok dan hanya melihat efek positifnya cenderung untuk memulai kebiasaan merokok.
            Merokok cenderung dilanjutkan atau meningkat jika remaja:
1. Memiliki salah satu orang tua yang perokok
2. Melihat orang tua mereka tidak peduli jika mereka merokok
3. Bergaul dengan teman yang perokok dan banyak menghabiskan waktu dengan mereka
4. Nakal, pemberontak dan memiliki motivasi yang rendah untuk sekolah
5. Menerima iklan rokok, misalnya memilih salah satu merek rokok sebagai faforit
6. Tekanan dari teman sebaya agar merokok
7. Tidak percaya bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan
8. Memiliki sikap positif terhadap rokok, misalnya “ saya menjadi lebih tenang dengan merokok”
9. Percaya bahwa mereka mampu menghentikan kecanduan jika mereka ingin.
            Salah satu penguatan negatif yang mempengaruhi individu untuk tetap merokok adalah mereka menganggap bahwa merokok merupakan sarana yang digunakan untuk mengatasi stress atau untuk menenangkan pikiran dari emosi negative (Baker et al., 2004). Merokok juga terkait dengan stress dimana semakin besar stress yang dirasakan perokok maka intensitas untuk merokok akan semakin tinggi pula (Wills, 1986). Perokok juga mengungkapkan bahwa dengan merokok perasaan cemas mereka akan berkurang dan mereka merasa memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mengekspresikan pendapat mereka di depan orang banyak.     
            Berdasarkan pernyataan diatas dapat diuraikan bahwa remaja merokok disebabkan oleh faktor psikososial, lingkungan yang membuat remaja memiliki nilai  dan pemikiran positif terhadap rokok, menerima iklan rokok, tidak menghiraukan peringatan bahaya dari rorok yang dapat menggangu kesehatan remaja maupu perokok. Berdasarkan data di atas kelompok ingin memberikan penyuluhan berupa iklan layanan masyarakat yang  disertai video-video yang diharapkan dapat merubah kebiasaan ataupun pemikiran mereka tentang merokok.

Tahap Empat P dalam Pembuatan Video Iklan Pelayanan Masyarakat
-          Pribadi
Setiap anggota kelompok harus bsia berfikir untuk menyumbangkan ide kreatif yang bisa dituangkan dalam sebuah produk/hasil. Pribadi yang kreatif akan memberikan ide yang diluar dari pemikiran orang lain. Dalam hal ini kelompok mengidentifikasi pribadi setiap anggota kelompok 10. Dan muncul lah beberapa ide dari pemikiran kami. Inilah beberapa contoh ide sebelumnya, membuat drama, membuat konser kecil-kecil an, teatrikal puisi, dan membuat video pelayanan masyarakat.
-          Press
Dorongan dalam menciptakan sebuah kreatvitas. Dorongan ada dua yaitu eksternal dan internal. Dalam membuat tugas ini, anggota kelompok dipengaruhi oleh kedua press tersebut. Dimana dalam memunculkan ide untuk membuat sebuah karya kreativitas ini diperlukan dorongan dari dalam diri, seperti kemauan untuk menciptakan sebuah karya tersebut. Dorongan dari luar adalah dari lingkungan, dimana pemilihan karya yang akan dibuat ditentukan dari musyawarah,dalam musyawarah itu kami saling mendengar pendapat anggota lain, alasan mengapa memilih ingin membuat karya tersebut. Sehingga pilihan jatuh kepada membuat video pelayanan tentang bahaya merokok.
-          Proses
Proses pembuatan video iklan pelayanan tentang bahaya merokok ini memakan waktu sekitar 5 hari. Berikut akan kami sebutkan alat & bahan yang digunakan serta cara membuatnya.
ALAT & BAHAN
1.      Handphone (yang bisa merekam video)\
2.      Laptop

PROSES
1.      Setiap anggota masing-masing mencari video yang berkaitan dengan rokok dan bahayanya.
2.      Kemudian masing-masing anggota juga mencari gambar tentang dilarang merokok.
3.      Setelah terkumpul dan tersaring dari gambar dan video, kita akan masuk ke bagian editing.
4.      Dalam hal editing, resi bertugas untuk mengedit video & gambar yang telah dipilih , kemudian mengedit video menjadi potongan video yang ingin digabungkan. Setelah itu resi mengatur gambar sebagai pembuka dari video ini. Dalam pemilihan urutan ini pun kelompok merembukkannya terlebih dahulu. Setelah terpilih barulah resi mengedit dan menyatukan gambar dan video tersebut menjadi sebuah video iklan yang isinya tentang : gambar-gambar yang memperingati untuk tidak merokok, dilanjutkan dengan video yang berisi tentang kandungan rokok dan bahayanya, kemudia dampak dari rokok. Dan sebagai penutup kami masukkan video yang sedikit menggelitik tentang orang-orang yang tidak sadar akan asap rokok dari rokok mereka yang menyebar dan membahayakan orang lain.
5.      Setelah itu kami sama-sama memilih lagu yang berfungsi sebagai soundtrackdari video ini. Dan akhrinya terpilih lagu clock by coldplay.
6.      Dan akhirnya setelah selesai semuanya, resi mengupload video ini ke youtube dan bisa dilihat di 
-          Produk

Setelah mengerjakan semua tahap-tahapnya, maka kelompok 10 bisa menghasilkan sebuah karya yaitu berupa video iklan pelayanan masyarakat tentang bahaya merokok. 

Review dari Bu Dina :
-          Karya yang ditampilkan tidak terlihat di konsep yang sudah di posting di blog tentang  bagaimana cara pengerjaannya. Tidak ada teori kreativitas yang berkaitan dengan pengerjaan.

-          Tata tulis konsep di blog tidak bagus dan berantakan.


Jumat, 24 Oktober 2014

VIDEO PELAYANAN MASYARAKAT TENTANG ROKOK

Kelompok 10

1. Khairunnisa Pri Utami     10-116
2. Resi Pratiwi                    11-012
3. Etika Mandasari             11-014
4. Rony Syahputra              11-048
5. Firman A. Sebayang       11-123


A.    Latar Belakang
Merokok adalah salah satu fenomena yang sering  terjadi. Jika seseorang mencoba untuk merokok kemungkinan untuk batuk lebih cepat dua kali. Perasaan tidak menyenangkan danbahkan mungkinmengalami mual. Berdasarkan hal ini, seharusnya kita sadar bahwa merokok hanya memiliki dampak negative bagi kesehatan. Tetapi mengapa banyak orang merokok?
            Faktor psikososial merupakan factor utama yang mendorong remaja untuk mulai merokok.Sebagai contoh, remaja yang kurang memahami bahaya dari rokok dan hany melihat efek positifnya cenderung untuk memulai kebiasaan merokok.
            Merokok cenderung dilanjutkan atau meningkat jika remaja:
1. Memiliki salah satu orang tua yang perokok
2. Melihat orang tua mereka tidak peduli jika mereka merokok
3. Bergaul dengan teman yang perokok dan banyak menghabiskan waktu dengan mereka
4. Nakal, pemberontak dan memiliki motivasi yang rendah untuk sekolah
5. Menerima iklan rokok, misalnya memilih salah satu merek rokok sebagai faforit
6. Tekanan dari teman sebaya agar merokok
7. Tidak percaya bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan
8. Memiliki sikap positif terhadap rokok, misalnya “ saya menjadi lebih tenang dengan merokok”
9. Percaya bahwa mereka mampu menghentikan kecanduan jika mereka ingin.
            Salah satu penguatan negatif yang mempengaruhi individu untuk tetap merokok adalah mereka menganggap bahwa merokok merupakan sarana yang digunakan untuk mengatasi stress atau untuk menenangkan pikiran dari emosi negative (Baker et al., 2004). Merokok juga terkait dengan stress dimana semakin besar stress yang dirasakan perokok maka intensitas untuk merokok akan semakin tinggi pula (Wills, 1986). Perokok juga mengungkapkan bahwa dengan merokok perasaan cemas mereka akan berkurang dan mereka merasa memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mengekspresikan pendapat mereka di depan orang banyak.
          
            Berdasarkan pernyataan diatas dapat diuraikan bahwa remaja merokok disebabkan oleh faktor psikososial, lingkungan yang membuat remaja memiliki nilai  dan pemikiran positif terhadap rokok, menerima iklan rokok, tidak menghiraukan peringatan bahaya dari rorok yang dapat menggangu kesehatan remaja maupu perokok.Berdasarkan data di atas kelompok ingin memberikan penyuluhan berupa layanan masyarakat yang  disertai video-video yang diharapkan dapat merubah kebiasaan ataupun pemikiran mereka tentang merokok.

B.     TujuanKegiatan
1.  Sebagai bentuk pencegahan awal untuk mengurangi remaja untuk merokok.
2.  Memberikan informasi pada remaja bahwa merokok itu berdampak negative dan buruk untuk kesehatan.
3.  Mengajak remaja untuk berperilaku sehat dengan menjauhi rokok.

C.    Rancangan Kegiatan
                Kelompok akan membuat video dimana video tersebut berisi pesan mengenai dampak rokok bagi kesehatan. Didalam video juga ditampilkan orang-orang yang menderita karena rokok dan juga orang yang bisa berhenti dari rokok. Video itu juga berisi himbauan dari remaja-remaja yang menjauhi rokok dan mengajak remaja yang lain untuk tidak mencoba-coba rokok. Setelah itu anggota kelompok juga memberikan pesan untuk teman-teman lain agar tidak pernah mendekati rokok. Dan diharapkan dengan melihat video ini teman-teman bisa mengubah kebiasaan merokok dengan tidak merokok lagi.

Sabtu, 12 April 2014

LAPORAN WAWANCARA GURU

Oleh: Rony Syahputra (111301048)


BAB I
PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, ini berarti bahwa setiap manusia berhak untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk melangsungkan kehidupan.
Guru merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Guru menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan  mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sedangkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau  penelitian. Dari pengertian guru dan pendidikan dapat ditarik kesimpulan bahwa guru memiliki tugas mendidik , memberikan pembelajaran dan melakukan evaluasi terhadap peserta didik dalam konteks pendidikan. Dalam memberikan pengajaran, guru memiliki caranya masing-masing. Dimana ini sering disebut sebagai seni dalam mengajar (Danim, 2010).
Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dengan menggunakan media tertentu. Mengajar berasal dari kata “ajar”. Kata “ajar” bermakna memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek tertentu diketahui atau dipahami. Mengajar bermakna tindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Karena mengajar merupakan salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan dan cara yang dilakukan untuk mengajar juga punya bermacam pendekatan. Maka, lahirlah pedagogi yang secara umum diartikan sebagai ilmu atau seni dalam mengajar. Atas dasar saling keterkaitan antara mengajar, pendidikan dan guru maka penulis tertarik untuk melakukan wawancara kepada salah seorang guru yang merupakan guru di salah satu Sekolah Dasar (SD)  di Kota Tebing Tinggi.   

B. Tujuan
                Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan berikut ini:
1.      Bagaimana pandangan guru mengenai pendidikan?
2.      Apa motivasi yang mendasari guru dalam mengajar?
3.      Bagaimana sudut pandang guru dalam melihat peserta didik?
4.      Apa filosofi dalam mengajar?
5.      Apa pendekatan guru dalam mengajar?


·              C. Manfaat
          Tulisan ini diharapkan memberikan informasi terkait kelima aspek pertanyaan wawancara. Selain itu tulisan ini juga diharapkan menjadi referensi untuk seorang guru dalam memberikan pengajaran di sekolah. 




BAB II
HASIL WAWANCARA
A.    Identitas Guru
Nama Guru                   : DY S.Pd
Usia                              : 46 Tahun
Lama Mengajar            : 21 Tahun
Lokasi wawancara        : Rumah Ibu DY
Tanggal                         : 6 April 2014
Sertifikasi                     : Sudah (2010)

B.     Hasil Wawancara
1.      Bagaimana pandangan guru mengenai pendidikan ?
Pendidikan menurut beliau adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam penyelenggaraan kehidupan, dimana seorang individu dapat memperoleh pengetahuan atau informasi mengenai berbagai disiplin ilmu untuk lebih siap dalam proses kehidupan. Melalui pendidikan juga diupayakan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan individu yang mana dalam hal ini adalah siswa.
Pendidikan itu sendiri adalah sebuah sistem dimana ada prosedur yang terencana untuk menciptakan proses pembelajaran agar peserta didik aktif untuk mengembangkan dan menggali potensi  yang ada dalam dirinya. Terkait dengan pendidikan di Indonesia, menurut beliau pendidikan di Indonesia sudah sangat berkembang, selain dari segi kurikulum yang terus diperbaiki, sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan pendidikan sendiri sudah sangat mendukung dalam proses pembelajaran, seperti penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Saat ini kompetensi guru juga terus meningkat dengan adanya program sertifikasi sehingga guru harus mempersiapkan diri sehingga guru harus siap menjadi pengajar yang memiliki kompetensi yang baik dalam bidang pengajaran.
2.      Apa motivasi yang mendasari guru dalam mengajar ?
Motivasi yang menjadi latar belakang beliau dalam mengajar adalah pemahaman yang dimiliki oleh beliau tentang arti pentingnya pendidikan untuk kehidupan individu sehingga membuat beliau terus bersemangat dalam memberikan pengajaran kepada siswa yang diajarnya, beliau sangat paham mengenai tugasnya sebagai seorang guru dimana harus terus memberikan pengajaran baru dan pendidikan kepada siswa nya.
Adalah hal yang menyenangkan untuk beliau ketika siswa mengerti sebuah informasi atau konsep yang diajarkan di dalam kelas. Bonus untuk seorang guru adalah saat bisa menyaksikan siswa nya berprestasi dan membanggakan nama sekolah, misalnya ketika siswa bisa memenangkan olimpiade mata pelajaran dan sebagainya.
3.      Bagaimana sudut pandang guru dalam melihat peserta didik ?
Sudut pandang beliau melihat siswa nya adalah bahwa seluruh siswa adalah sebagai individu yang berbeda dan unik. Dimana seluruh siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, kemampuan mereka dalam menerima pelajaran juga berbeda sehingga beliau harus memahami mereka satu persatu untuk memaksimalkan pembelajaran yang diberikan. Permasalahan yang sering muncul di dalam kelas adalah siswa yang sedikit sulit dalam menangkap pelajaran yang diberikan, dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi situasi tersebut. Sementara ada siswa yang lain yang sudah siap untuk melanjutkan pelajaran ke topik berikutnya. Namun, guru tetap bertanggungjawab untuk membuat seluruh siswa mengerti terhadap suatu topik yang telah disamapaikan, baru kemudian melanjutkan ke topik berikutnya.
Beliau yang mengajar di tingkat sekolah dasar juga memandang siswa nya adalah sebagai seorang anak. Dimana menurut beliau masa anak-anak adalah masa paling penting dalam perkembangan individu dan anak harus dibekali informasi yang baik dengan cara yang baik sejak dini. Apabila anak berhasil sejak awal pendidikannya maka kedepannya anak akan lebih mudah mempersiapkan diri mengahadapi pembelajaran pada jenjang pendidikan selanjutnya.
4.      Apa filosofi guru dalam mengajar?
Beliau yang mengajar di tingkat sekolah dasar memandang siswa nya adalah sebagai seorang anak. Dimana beliau adalah ibu nya. Seorang ibu akan senantiasa sayang kepada anak-anak nya dan akan selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Beliau berusaha menjadi seorang ibu yang mampu mendidik anak-anaknya tersebut untuk memperoleh kesuksesan di masa depan.

5.      Pendekatan guru dalam mengajar ?
Menurut beliau hal yang paling mendasar untuk seorang guru adalah menguasai materi ajar yang akan disampaikan. Dalam melakukan pendekatan pengajaran beliau menggunakan beberapa pendekatan sesuai dengan kondisi dan situasi yang dibutuhkan.
Beliau menerapkan pendekatan teacher-centered dan terkadang menggunakan pendekatan student-centered. Beliau menggunakan pendekatan tergantung dari situasi, pendekatan mana yang lebih diperlukan untuk memaksimalkan pemahaman peserta ajar akan materi ajar. Terkadang beliau menyampaikan bahan ajar dengan cara memberikan ceramah kepada siswa, namun di beberapa topik beliau meminta siswa berperan aktif, misalnya sebelum memulai kelas beliau meminta siswa melakukan diskusi bersama dengan teman mengenai topik yang akan dibahas.






BAB III
PEMBAHASAN
A.    Ilmu Mengajar
Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimanapun dan kapanpun, baik individual, kelompok, maupun dilembagakan. Seni belajar akan terlihat saat interaksi pembelajaran berlangsung. Pembelajaran selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau kelompok dengan pikiran seseorang atau kelompok lainnya. Hubungan yang terjadi antara guru dan siswa adalah hubungan dua arah, guru memberikan dan siswa menerima pengetahuan dan bimbingan, namun tidak berarti siswa menerima pengetahuan secara pasif (Danim, 2010)
Esensi dari mengajar sesuai dari teori di atas bila dikaitkan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh Ibu DY bahwa beliau sudah melakukan prinsip tersebut. Dalam setiap pembelajaran yang dilakukan beliau ada interaksi yang terjadi antara pengajar dan siswa dimana hal tersebut adalah letak esensi seni dari mengajar. Interaksi yang terjadi adalah interaksi dua arah, dimana beliau menerapkan pendekatan tidak hanya teacher centered atau fokus pengajaran hanya pada guru yang tercermin dalam bentuk metode ceramah di depan kelas, melainkan juga mengadopsi pendekatan Student Centered dimana siswa juga diberikan kesempatan untuk berperan aktif di dalam kelas.

B.     Seni, Ilmu, dan Profesi
Banyak orang yang mengatakan bahwa mengajar adalah ilmu. Bagi mereka kegiatan belajar harus dipandu dan berbasis ilmu. Guru harus dapat secara sistematis memilih bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa, sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi hanya secara kebetulan. B.F. Skinner mengatakan bahwalah penting untuk melakukan pendekatan pengajaran dengan menggunakan teknologi. Guru-guru dapat dilatih untuk menerapkan teknologi pendidikan atau mentransformasikan material pembelajaran dengan pendekatan teknologi.
Banyak juga orang yang mengatakan bahwa mengajar adalah seni. Penganut “Kegiatan mengajar sebagai seni” berpendapat bahwa mengajar sebenarnya melibatkan intuisi, improvisasi, dan ekspresi. Guru harus mampu melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga. Akan lebih baik untuk mengatakan bahwa perbuatan mengajar melibatkan penilaian artistic yang bergantung pada ilmu pengetahuan, dengan kata lain kita pengajar harus mengkombinasikan seni dan ilmu dalam mengajar.
Berdasarkan teori “Seni, ilmu, dan profesi”, Ibu DY selalu menyiapkan bahan ajar sebelum masuk ke dalam kelas, beliau juga memperkaya diri dengan ilmu yang akan dia sampaikan. Beliau juga sudah menggunakan ilmu dan seni dalam mengajar. Ilmu digunakan dalam menjelaskan teori, sedangkan seninya terlihat dalam membuat dinamika kelas seperti maju ke depan diskusi sebelum pelajaran dimulai, dibeberapa mata pelajaran seperti  Ilmu Pengetahuan Alam, beliau juga menggunakan alat peraga sebagai alat yang akan menunjang pembelajaran dan memudahkan untuk memberikan penjelasan.
C.      Pengajar yang cerdas
Kegiatan pembelajaran yang baik menuntut kehadiran guru yang baik. Berikut ini adalah beberapa karakter guru yang harus ditampilkan di kelas:
1.      Persiapan: ulasan catatan pembelajaran dan contoh untuk memastikan bahwa siswa belajar dengan  lancar dan benar. berdasarkan hasil wawancara Ibu DY selalu melakukan persiapan setiap akan mengajar, beliau juga selalu menanyakan apakah siswa telah mengerti atau belum mengerti, bila siswa ada yang belum mengerti maka beliau akan kembali mengulang pelajaran hingga seluruh siswa mengerti. Sehingga kondisi belajar berjalan lancar dan benar.
2.      Terorganisasi: mengajar dengan menggunakan silabus dan urutan materi yang jelas sejak sesi pembelajaran pertama. Pada pembahasan ini meskipun subjek tidak menyebutkan secara langsung namun sudahlah pasti seorang guru yang telah sertifikasi telah membuat silabus pembelajaran dan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah.
3.      Konsisten: mengajar  dengan tidak ada wabah emosional atau pola perilaku yang mengintimidasi siswa.. Beliau tidak mengintimidasi siswa, ini terlihat dari kesabaran Ibu DY bila ada siswa yang belum mengerti pembelajaran, beliau dengan sabar mengulang pembelajaran di dalam kelas.
4.      Etika kerja: menghabiskan waktu untuk benar-benar mempersiapkan pembelajaran di kelas dan laboratorium. Sudah sangat jelas bahwa Ibu DY mempersiapkan materi sebelum pelajaran dimulai.
5.      Kecepatan: datang ke kelas tepat waktu dan menjalankan tugas di kelas tidak lebih dari waktu yang diberikan
6.      Sikap fleksibel: terbuka atas ide-ide baru, saran, dan wawasan dari siswa. Ibu DY sangat terbuka terhadap ide-ide dari siswa nya yang bisa diidentifikasi dari beliau yang memberikan kesempatan untuk siswa mengemukakan pendapat.
7.      Dialog interaktif: pembelajaran di kelas bersifat dua arah dan mengembangkan pengalaman  komunikasi. Pada poin ini Ibu DY juga menerapkannya di dalam kelas.
8.      Lingkungan belajar: mendorong suasana yang santai dan terbuka untuk perubahan pengaturan agar tidak kaku. Ibu DY juga sudah melakukan hal ini terlihat dari fleksibelnya pendekatan mengajar yang beliau gunakan.

D.      Top 10 Kualitas Guru yang Baik
Danim mengungkapkan Top 10 kualitas guru yang baik, yang bukan tidak mungkin sangat sedikit yang memilikinya.  Guru R juga dapat dibahas melalui teori top 10 kualitas guru yang baik yaitu:
1.       Confidence
2.       Patience
3.      true comparison for their students
4.      understanding
5.      the ability to look at life in a different way and to explain a topic in different way
6.      dedication to excellence
7.      unwavering support
8.      willingness to help student achieve
9.      pride in students accomplishment
10.  passion for life
            Dari kesepuluh kualitas ini Ibu DY telah memenuhi keseluruhannya dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis peroleh yaitu:  kualitas pertama adalah percaya diri terhadap apa yang ia ajarkan.  Kualitas kedua yaitu sabar yang kemudian tercermin dari sikap beliau menghadapi siswa yang sedikit lama dalam menerima pelajaran dengan tetap mengulang pelajaran hingga siswa bisa. Kualitas ketiga yaitu true compassion for thei studentsr, kompetensi ini terlihat dari filosofi mengajar beliau yang menganggap bahwa siswa adalah anak. Rasa kasih sayang sejati pada siswanya diberikan seperti beliau menyayangi anaknya sendiri.
            Kualitas keempat adalah understanding atau memahami. Beliau sangat memahami kebutuhan siswa nya, memahami bahan ajar dengan baik, memahami apakah siswa telah mengerti dan pelajaran bisa dilanjutkan atau harus diulang kembali. Kualitas kelima adalah the ability to look at life in a different way and to explain a topic in different way atau kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda. Setiap topik beliau membawakan dengan cara yang berbeda, memberikan gaya belajar yang berbeda pada siswa.
            Kualitas keenam adalah dedication to excellence atau dedikasi untuk keunggulan. Guru yang baik memiliki dedikasi dan menginginkan capaian yang terbaik siswa-siswanya. Ibu DY sangat berdedikasi dalam memberikan pengajaran bagi siswa-siswanya terlihat dari motivasi beliau dalam melakukan pengajaran. Kualitas ketujuh adalah unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan, beliau sangat memberikan dalam pengajaran sehingga siswanya mengerti dan berprestasi. Kualitas kedelapan adalah willingness student achieve atau kesediaan untuk membantu siswa mencapai prestasi, sudah dijelaskan pada poin sebelumnya yang mencerminkan hal ini. Kualitas kesembilan adalah pride in students accomplishment bangga atas prestasi siswa, ini terlihat dari motivasi beliau mengajar dan kualitas terakhir adalah passion for life bergairah untuk hidup.





BAB IV
KESIMPULAN

A.    Ibu DY telah memenuhi tujuan dari mengajar menurut Sudarwan Danim yaitu mentrasformasikan bahan ajar kepada peserta didik.
B.     Ibu DY telah memenuhi kriteria dari teori seni, ilmu dan profesi.
C.     Ibu DY merupakan seorang pengajar yang cerdas dimana beliau menampilkan karakter guru yang sesuai ditampilkan di depan kelas.
D.    Ibu DY telah memenuhi top sepuluh kualitas guru yang baik yaitu confidence, patience, true comparison for their students, understanding, the ability to look at life in a different way and to explain a topic in different way, dedication to excellence, unwavering support, willingness to help student achieve, pride in students accomplishment dan passion for life







 
BAB V
SARAN DAN TESTIMONI

A.    Saran
Penulis  berharap agar Ibu DY lebih meningkatkan kualitas guru yang baik pada dirinya. Menambah kompetensi sebagai pengajar yang akan mencetak generasi penerus yang lebih baik. Lebih mampu membangun hubungan  interpersonal yang lebih erat dengan para siswa sehingga pelajaran yang beliau berikan dapat lebih mudah diterima oleh siswanya. Tetap sabar dan cerdas dalam  menghadapi siswa. Lebih di tingkatkan lagi kreatifitas dalam pengajaran sehingga menambah minat siswa untuk tertarik terhadap pembelajaran yang akan diberikan. Mengembangkan kelas yang lebih hidup dan menarik dari sebelumnya.

B.     Testimoni
Penulis sangat menikmati proses selama menjalankan tugas wawancara guru ini. Meskipun pada awalnya penulis bingung untuk menentukan siapa guru yang akan diwawancarai. Sehingga dipilihlah Ibu DY yang merupakan wali kelas VI SD penulis. Penulis tidak lagi canggung dalam melakukan proses wawancara karena telah merasa ada kedekatan kepada Ibu DY. Kesulitan dalam melakukan wawancara ini adalah pengaturan waktu bertemu dengan Ibu DY karena Ibu DY berada di Kota Tebing Tinggi sementara penulis berada di Kota Medan. Namun setelah penulis menjalaninya, penulis sangat mendapatkan pelajaran yang berharga dari tugas wawancara guru ini.



Daftar Pustaka

Danim, S. 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta