Nama Kelompok 1 :
1. Bagaimana pendidikan di SLB A?
Jawab :
Pendidikan
do SLB A berbentuk segregasi, dimana anak-anak tuna netra dipisahkan dengan
anak-anak normal. Strategi pembelajaran pada anak-anak tuna netra pada dasarnya
sama dengan strategi pembelajaran bagi anak awas, hanya saja dalam
pelaksanaannya diperlukan modifikasi sehingga materi yng disampaikan dapat
ditangkap oleh anak tuna netra melalui indera-indera yang masih berfungsi.
Dalam
pembelajaran anak tuna netra terdapat prinsi-prinsip yang harus diperhatikan
antara lain, prinsip : individual, pengalaman penginderaan yang nyata dan
aktivitas mandiri.
Media
pembelajaran yang digunakan berupa berupa alat bantu pembelajaran, seperti :
·
Alat bantu menulis huruf braille
(reglet, pen dan mesin ketik braille)
·
Alat bantu membaca huruf braille (papan
huruf, optacon)
·
Alat bantu berhitung (cubaritma,
sempoa, speech, kalkulator)
·
Alat abntu yang bersifat audio (tape
recorder)
Evaluasi
belajar pada anak tuna netra pada dasarnya sama dengan anak awas (normal),
namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tes dan teknik pelaksanaan
tes. Materi tes atau pertanyaan yang diajukan kepada anak tuna netra tidak
mengandung unsur-unsur persepsi visual, soal hendaknya diberikan dalam huruf
braille.
2. Seandainya kalian adalah psikolog di
seolah SLB A, apa yang akan kalian lakukan dalam pendidikan anak berkebutuhan
khusus itu?
Jawab :
· Mengukur sejauh mana kemampuan inteligensi anak tuna netratersebut sehingga mengetahui potensi dan kekurangan/hambatan yang dimiliki serta mengetahui apa yang dibutuhkan anak tersebut dalam proses pembelajaran.
· Memberi saran kepada pihak sekolah untuk memberikan peluang kerja sesuai dengan bakat dan minat yang dapat mereka kembangkan di sekolah
· Menyarankan metode pembelajaran kepada sekolah untuk menekankan pada alat indera lainnya yaitu indera peraba dan pendengar serta metode pembelajaran dengan mengembangkan bakat keterampilan yang akan memacu mereka lebih berkembang dan maju.
· Memberikan motivasi kepada mereka agar mereka tidak merasa minder, namun menjadi percaya diri dengan apa yang mereka punya.
· Memberikan bimbingan konseling saat mereka mengalami masalah dengan anak lainnya.
· Mengukur sejauh mana kemampuan inteligensi anak tuna netratersebut sehingga mengetahui potensi dan kekurangan/hambatan yang dimiliki serta mengetahui apa yang dibutuhkan anak tersebut dalam proses pembelajaran.
· Memberi saran kepada pihak sekolah untuk memberikan peluang kerja sesuai dengan bakat dan minat yang dapat mereka kembangkan di sekolah
· Menyarankan metode pembelajaran kepada sekolah untuk menekankan pada alat indera lainnya yaitu indera peraba dan pendengar serta metode pembelajaran dengan mengembangkan bakat keterampilan yang akan memacu mereka lebih berkembang dan maju.
· Memberikan motivasi kepada mereka agar mereka tidak merasa minder, namun menjadi percaya diri dengan apa yang mereka punya.
· Memberikan bimbingan konseling saat mereka mengalami masalah dengan anak lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar