1. Definisi
dan Pengertian dari Motivasi
Motivasi adalah
energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang
yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga
mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya
tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
meg mulai merasa lapar ketika dia melihat ada iklan di televisi tentang
makanan yang mengingatkannya bahwa terdapat makanan di dalam kulkasnya dan
membuat dia pergi ke dapur untuk makan. Jika motifnya untuk makan tidak
teraktivasi, mungkin saja motifnya untuk sukses di sekolah akan membawa dia
pada perilaku yang berbeda misalnya untuk membaca buku psikologinya. Dan jika
tidak ada motif apapun yang teraktifkan, dia akan tidak melakukan apa-apa,
mungking hanya akan duduk atau tidur. Motif merupakan pusat dari hidup kita,
mereka membangkitkan dan mengarahkan apa yang kita pikirkan, rasakan, dan
lakukan.
Beberapa motif seperti rasa lapar sebagian besar di pengaruhi oleh keadaan
fisiologis internal. Seperti yang kita tahu beberapa faktor internal seperti
kadar gula dalam darah penting dalam pengaturan rasa lapar. Tetapi beberapa
motif lain seperti motivasi untuk sukses hanya sebagian kecil dipengaruhi oleh
keadaan fisiologis internal. Dan biasanya pada kebanyakan motif faktor dari
eksternal berperan penting. Misalnya, melihat iklan makanan di televisi
merupakan faktor eksternal yang menstimulasi rasa lapar; mendengar teman yang
sangat khawatir akan ujian akan menjadi faktor eksternal yang akan menstimulasi
motifnya untuk sukses dalam ujian tersebut.
2. Motif Utama/Primer
: Kebutuhan Biologis
Banyak motif manusia berasal dari kebutuhan akan sesuatu untuk
mempertahankan hidup: makanan,air,kehangatan,tempat tinggal, dsb. Kita
menganggap ini sebagai motif utama/primer dikarenakan kita harus memenuhi
kebutuhan biologis ini untuk hidup. Motif seksual juga di anggap sebagai motif
utama/primer, bukan karena kita akan mati jika tidak dipenuhi, tetapi
dikarenakan spesies tidak akan dapat berkembang biak dan bertahan jika motif
seksual tidak dipenuhi.
3. Homeostasis:
Termostat Biologis
Kebanyakan dari motif primer atau utama didasari oleh kebutuhan tubuh untuk
mempertahankan tingkat tertentu elemen hidup yang penting: gulda darah yang
memadai untuk menutrisi sel-sel, air yang cukup dalam tubuh dsb.
Tingkatan-tingkatan penting ini diatur oleh mekanisme homeostasis. Mekanisme ini
mendeteksi keseimbangan dalam tubuh dan mengstimulasi sebuah aksi untuk
mengembalikannya ke keseimbangan semula. Mekanisme homeostasis dalam tubuh
hampir sama cara kerjanya dengan termostat pada sistem pemanas rumah. Ketika
temperatur dalam rumah turun melewati level tertentu, termostat mendeteksi hal
tersebut dan mengirimkan sinyal pada pemanas rumah untuk memanaskan suhu sampai
tingkat yang seharusnya dicapai. Kemudian termostat tersebut akan mengirimkan
sinyal pada pemanas untuk mati. Begitu halnya juga dengan tubuh manusia. Ketika
tingkat air dalam sel tubuh turun melewati level aman, sinyal kemudian
dikirimkan ke ginjal untuk menyerap air tambahan dari urin. Pada saat yang sama
sinyal juga dikirimkan ke otak untuk membuat manusia mencari dan meminum air.
Mekanisme homeostasis yang sama juga bekerja pada rasa lapar dan pengaturan
suhu tubuh.
4. Rasa
Lapar: Pengaturan Asupan Makanan
Pusat kontrol biologis dari rasa lapar bukanlah perut yg berbunyi saat
lapar. Hal tersebut hanya memainkan peranan kecil dalam pengaturan rasa lapar.
Hipotalamus la yang berperan penting dalam motivasi dari rasa lapar. Bagian
yang kecil ini tetapi merupakan struktur otak depan yang sangat penting yang
terlibat dalam pengaturan berbagai motif dan emosi.
Rasa lapar diatur oleh 3 pusat dalam hipotalamus. Dua dari pusat kontrol
hipotalamic ini bekerja secara berlawanan. System makan, dimana sistem ini
mengirim sinyal untuk makan ketika makanan diperlukan terletak pada hipotalamus
lateral dan sistem kekenyangan yang mengatur kita untuk berhenti makan terdapat
pada hipotalamus ventromedial.
Penelitian terhadap tikus laboratorium menunjukkan bahwa ketika hipotalamus
lateral (sistem makan) distimulasi, tikus yang sudah sangat kekenyangan akan
mulai untuk makan lagi. Jika bagian hipotalamus ini dihancurkan, sebaliknya
tikus tersebut akan berhenti makan dan akan mati kelaparan jika tidak diberi
makan secara buatan. Kemudian jika hipotalamus ventromedial (sistem
kekenyangan) dihancurkan secara operasi. Tikus tersebut akan terus makan sampai
keadaan obesitas yang mengejutkan. Hal ini disebut hyperphagia dimana tubuhnya
mengalami pertambahan berat 3 kali lipat setelah hancurnya hipotalamus
ventromedial tersebut. Tikus-tikus ini tidak makan lebih sering dibanding tikus
normal. Tetapi mereka tetap makan untuk jangka waktu yang lama setiap kali
mereka makan. Hal ini disebabkan karena hancurnya sistem kekenyangan
menghilangkan sinyal homeostasis untuk berhenti makan ketika mereka telah
mengkonsumsi cukup makanan.
Bagian ke 3 dari hipotalamus yang berperan dalam pengaturan rasa lapar
adalah nukleus paraventikular. Bagian ini dapat meningkatkan dan menurunkan
nafsu makan dengan cara mengontrol kadar gula dalam darah
1.Kontraksi pada perut.
Walter Cannon dan A.L whisburn melakukan sebuah eksperimen yang
mengungkapkan asosiasi antara kontraksi perut dengan rasa lapar. Eksperimen
yang mereka lakukan dengan relawan membuat mereka percaya bahwa aktivitas
lambung merupakan dasar timbulnya rasa lapar.
Sinyal dari perut bukan merupakan
satu-satunya faktor yang mempengaruhi rasa lapar. Orang-orang yang telah dioperasi untuk menyingkirkan
bagian dari perut tetap merasakan rasa perih akibat rasa lapar. Walaupun perut
mungkin berkontraksi untuk menandakan rasa lapar , namun perut juga dapat
mengirimkan pesan untuk menghentikan rasa lapar tersebut. Perut yang sudah
terisi penuh dapat mengurangi nafsu makan. Bahkan perut sebenarnya mengirimkan
pesan pada otak tidak hanya tentang seberapa penuh perut, tetapi juga tentang
seberapa banyak kandungan gizi yang ada dalam makanan. Itu sebabnya kenapa
makanan kaya nutrisi menghentikam rasa lapar dengan lebih cepat dalam jumlah
yang sama dengan mengkonsumsi air. Hormon Cholecystokinin(CCK) membantu awal
pencernaan makanan, menghantarkannya ke otak melalui aliran darah dan memberi
sinyal untuk menghentikan makan. Namun
rasa lapar melibatkan lebih dari sekadar perut yang kosong.
2. Senyawa
Kimia dalam darah
Ada 3 senyawa kimia yang penting
dalam rasa lapar, makan dan rasa puas( yaitu perasaan kenyang),glukosa,insulin
dan leptin.
1.Glukosa
Makan adalah proses regulasi pada basis jangka pendek
oleh kandungan gula dalam darah. Gula darrah adalah faktor penting dalam rasa
lapar karena kemungkinan otak sangat tergantung pada guka untuk energinya. Satu
reseptor gula terletak dalam otak, memicu rasa lapar ketika kadar gula dalam
darah terlalu rendah. Sekelompok reseptor gula lain ada di liver yang menyimpan
kelebihan gula dan melepaskannya kedalam darah bila diperlukan . Reseptor gula
dalam liver memberi sinyal kepada otak ktika suplai gula berkurang, dan ini
juga memberi pertanda yang membuat seseorang merasa lapar.
2. Hormon Insulin
Hormon insulin menyebabkan kelebihan gula dalam darah
disimpan dalam sel-sel sebagai lemak dan karbohidrat. Suntikan insulin
menyebabkan rasa lapar yang amat sangat
karena mereka menurunkan kadar gula secara drastis. Junith Rodin telah
meneliti peran insulin dan glukosa dalam rasa lapar dan perilaku menyantap
makanan . ia menemukan ketika kita makan karbohidrat kompleks , sperti
sereal,roti dan pasta maka tingkat insulin meningkat, namun kemudian menurun
secara bertahap.ketika kita mengkonsumsi gula sederhan a seperti permen maka
tingkat insulin meningkat dan kemudian langsung menurun dengan cepat.
Konsekuensinya adalah kita akan cenderung makan lagi dalam beberapa jam
kemudian setelah menyantap gula sederhana dibandingkan ketika kita menyantap
karbohidrat kompleks .
3.Leptin
Leptin diambil adri bahasa Yunani yaitu leptos yang
berarti “kurus”. Leptin merupakan sebuah protein yangdilepaskan oleh sel-sel lemak, menurunkan
jumlah makanan yang diambil dan meningkatkan pengeluaran energi. Peran leptin
dalam rasa puas makanan jangka panjang ditemukan dalam serangkaian ob dalam
tikus yang mengalami obesitas. Tikus yang kelebihan berat badan(mengalami
obesitas) memiliki metabolisme rendah , makan terlalu banyak dan menjadi
terlalu gemuk. Sebua gen khusus yang dikenal sebagai ob biasanya memproduksi
leptin. Leptin mempengaruhi dengan kuat metabolisme dan proses makan, bertindak
sebagai hormon anti obesitas. Bagi
manusia, kadar konsentrasi leptin dikaitkan dengan berat badan dalam
suatu usaha diet dan prsentase berat badan yang hilang dala seluruh usaha diet.
3. Kadar lemak dalam tubuh
Jangka panjang pemeliharaan dari berat badan diatur
oleh kemampuan hipothalamus untuk mendeteksi kadar lemak dalam tubuh.
Penelitian terbaru telah menyatakan bahwa sel adiposa (lemak) berada di
pinggang, pinggul, dan di tempat lain yang mengeluarkan leptin dalam aliran
darah.
Hal ini disebabkan karena
Hipothalamus bereaksi dengan 3 cara :
·
Ventromedial
Satiety Center mengirim pesan langsung untuk mencegah keinginan makan.
·
Sinyal darin
Paraventricular Nucleus mengontrol rasa lapar dan meregulasi kadar gula dalam
darah.
·
Aksi ketiga
diambil oleh pusat ventromedial satiety untuk mengontrol respon berat badan
kepada leptin yang juga telah dilindungi.
Berat badan dan “Set Point”
Peningkatan kadar lemak dalam tubuh dapat menurunkan
nafsu makan dan meningkatkan metabolisme sel.Setiap orang memiliki “Set point”
yang berbeda-beda. Set point itu bekerja
seperti layaknya kita mengatur thermostat di dalam rumah untuk mengatur suhu.
Spesific Hungers
Spesific hanger memiliki pengertian yakni kelaparan
pada situasi tertentu. Pernahkah kita membayangkan bahwa tubuh kita mencba
memberitahu tentang nutrisi yang dibutuhkannya? Binatang secara bereksperimen,
mereka memperoleh protein,vitamin, lemak, akan cenderung untuk untuk makan
jumlah yang lebih besar akan makanan yang
berisi unsur itu ketika diberi kemudiannya suatu
pilihan.
Faktor Psikologis dalam rasa lapar
meskipun rasa lapar jelas-jelas merupakan motif yang
dipengaruhi kebutuhan biologis, factor psikologis juga terlibat dalam
pengaturan rasa lapar. emosi juga berperan dalam proses makan. Orang yang gugup cenderung makan lebih banyak
disbanding biasa, dan orang yang depresi akan kehilangan nafsu makan mereka
untuk waktu yang lama.
Mungkin factor psikologis yang paling bermasalah
adalah bagi mereka yang berusaha mengatur makan mereka, mis:diet. Insentif
adalah factor external yang mengaktifkan motif. Bau dari roti yang baru
dipanggang membuat kita merasa lapar. insentif menghasilkan efek dari mekanisme
otak yang sama yang mengatur aspek biologis dari rasa lapar. dengan melihat
makanan, mengakibatkan neuron menstimulasi hipotalamus. Biasanya jika makanan
tersebut adalah makanan favoritnya. Dan
bau dari makanan tersebutmengakibatkan pelepasan insulin yang akan menstimulasi
rasa lapar dengan cara menurunkan kadar gula dalam darah.
5. Rasa
Haus : Regulasi Konsumsi Air
Sebagaimana kita harus mengontrol
asupan makanan untuk bertahan hidup, kita jugan harus mengatur asupan air.
Apakah mekanisme yang homeostatik berhubungan dengan rasa haus ? Ada beberapa
mekanisme dalam hal kelaparan, seperti kelaparan juga, pusat-pusat pengatur
utama berada di hipotalamus.
Pengaturan biologis rasa haus
Sebuah sistem minum dan sistem berhenti minum diatur oleh bagian yang
berbeda dari hipotalamus. Kerusakan operasi pada sistem minum akan menyebabkan
hewan menolak mengkonsumsi air, kerusakan
sistem minum menghasilkan berhenti minum
berlebihan. Meskipun pusat kontrol untuk rasa haus menduduki banyak bagian di
area yang sama dengan pusat untuk kelaparan, mereka beroperasi secara terpisah
dengan menggunakan neurotransmiter yang berbeda. (Grossman, 1960; Schulkin,
1999).
Hipotalamus menggunakan tiga isyarat pokok dalam mengatur minum: kekeringan
mulut, kehilangan air oleh sel, dan penurunan volume darah.
1. Kekeringan pada rongga mulut
Kekeringan pada rongga mulut adalah isyarat haus yang paling cepat kita
sadari. Di tahun 1920-an. seorang ahli biologi Walter Cannon mempelajari peran
kekeringan mulut dalam kehausan, kali ini dia menggunakan dirinya sebagai
subjek. Setelah minum air dalam jumlah besar untuk memastikan dia tidak haus,
ia menyuntikkan dirinya dengan obat yang menghentikan aliran air liur. Segera,
ia merasa haus. Berikutnya, ia menyuntik mulutnya dengan bius lokal yang
memblokir semua sensasi dari mulutnya. Ini dengan cepat menghilangkan sensasi
seperti sedang haus. Cannon menyimpulkan bahwa kekeringan mulut adalah isyarat
yang menyebabkan sensasi haus, tapi itu hanya sebagian besar dari sensor dari
rasa haus. Sekarang ini kita sudah tahu bahwa faktor lain memainkan peran yang
lebih penting.
2. Kadar cairan dalam sel
Ketika jumlah kadar air dalam tubuh menurun, konsentrasi garam dalam cairan
tubuh meningkat. Bagian terpenting dari ketentuan haus adalah natrium garam
yang ada terutama dalam cairan luar sel-sel tubuh (karena garam tidak dapat
melewati membran semipermeabel dari sel). Penurunan cairan tubuh sebanyak 1
sampai 2 persen menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium yang cukup besar
untuk menarik air keluar dari sel dan menyebabkan dehidrasi pada sel (Hole,
1990; Petri, 1986). Hal ini terjadi pada sel-sel di seluruh tubuh, tetapi ketika
sel-sel khusus tertentu di pusat minuman dari dehidrasi hipotalamus dan
mengerut, mereka mengirim beberapa pesan untuk memperbaiki situasi. Khususnya,
sinyal kimiawi pada kelenjar pituitari, yang terletak tepat di bawah pusat
minuman pada hipotalamus, untuk mensekresikan antidiuretic hormone (ADH) ke
dalam aliran darah. Ketika ADH mencapai ginjal, hal itu menyebabkan mereka
menghemat air dalam tubuh dengan menyerap kembali dari urin. Di samping itu,
pusat hipotalamus secara bersamaan mengirimkan pesan haus ke korteks serebral,
yang memulai mencari dan minum cairan (Schulkin, 1999).
3. Volume total darah
Isyarat ketiga yang digunakan oleh hipotalamus untuk mengatur haus adalah
volume darah total. Karena volume air dalam tubuh menurun, volume darah-yang sebagian
besar terdiri dari air-menurun juga. Jika volume darah menurun yang pertama
kali merasakannya adalah ginjal. Ginjal bereaksi dalam dua cara. Pertama,
mereka menyebabkan pembuluh darah mengkompensasikan penurunan nominal darah.
Kedua, dalam serangkaian langkah kimia, mereka menyebabkan pembentukan
angiotensin zat dalam darah. ketika angiotensin mencapai hipotalamus, pusat
minuman mengirimkan pesan haus ke korteks serebral, yang akhirnya membawa kita
untuk mencari cairan (Schulkin, 1999).
Faktor psikologi penyebab haus
Faktor psikologi juga memainkan
peranan dalam regulasi dari minum, meskipun secara keseluruhan peran ini tidak
tampak sama besar dengan kelaparan. Mempelajari pengaruh minuman yang kita
minum (rata-rata warga Nepal lebih memilih susu yak terhadap susu sapi) serta
ketika kita meminumnya (kampanye iklan baru-baru ini dipasang untuk meyakinkan
kita untuk minum cola untuk sarapan). Insentif, seperti melihat segelas bir,
mungkin haus aktif dalam orang yang dinyatakan tidak haus. Stres dan emosi
tampaknya memiliki sedikit efek pada minum dibandingkan dengan makan. Kecuali
dalam kasus minuman yang mengandung alkohol atau stimulan (kopi, teh, cola, dan
sejenisnya) yang mengubah suasana hati kita.
Psychological Motives
Motif psikologis adalah motif yang
tidak berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup biologis dari individu atau
spesies. Mereka adalah "kebutuhan" dalam arti bahwa kebahagiaan
individu dan kesejahteraan tergantung pada motif-motif ini. Bahkan lebih dari
motif primer, motif psikologis bervariasi dalam sejauh mana mereka dipengaruhi
oleh pengalaman. Beberapa motif psikologis ditemukan di setiap anggota normal
dari suatu spesies dan tampaknya bawaan, sedangkan yang lain tampaknya akan
sepenuhnya dipelajari. Di bagian ini, kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang
lain, dan kebutuhan untuk berprestasi.
6. Stimulus
Motivation: Seeking Novel Stimulation
Apakah Anda
pernah pulang ke rumah kosong dan flip di radio atau televisi hanya untuk membunuh kesunyian? Apakah Anda pernah
menghabiskan sepanjang hari Sabtu menulis makalah dan kemudian merasa Anda
harus bangun dan berjalan-jalan atau berbicara dengan seseorang hanya untuk
pengalihan belaka? Kebanyakan orang mudah bosan jika ada sedikit rangsangan
secara keseluruhan tidak berubah. Kami, dan hewan lainnya, ternyata memiliki
motif bawaan untuk mencari stimulasi baru.
Jika
Anda meletakkan tikus dalam labirin T- mave di mana ia harus memilih antara
berbelok ke kanan ke sebuah gang dicat abu-abu atau berubah menjadi satu
meninggalkan dilukis dengan garis-garis yang kompleks, tikus akan
mengeksplorasi, lebih kompleks lebih "menarik" gang pertama. Tapi
lain kali akan lebih cenderung untuk berubah menjadi gang abu-abu, yang belum
di lihat, rupanya karena itu adalah "penasaran" tentang hal itu.
Monyet yang dipelihara di kandang membosankan juga akan bekerja keras menekan
tuas untuk mendapatkan kesempatan untuk melihat monyet lain atau bahkan untuk
menonton menjalankan kereta api model. Monyet juga akan bekerja teka-teki
manual untuk jam tanpa imbalan apapun kecuali akhirnya membuat mereka terpisah.
Menonton bermain dengan mainan bayi manusia tempat tidurnya selama beberapa
menit dan Anda akan melihat bahwa manusia juga, termotivasi untuk manipilate,
menyelidiki, dan umumnya menggoyang lingkungan mereka. Jika pergi tanpa
aktivitas fisik untuk sementara waktu, kita akan hampir selalu mulai merasakan
kebutuhan untuk aktivitas.
Optimal
Arousal Theory Meskipun ada account mekanisme homeostatik dikenal untuk
kebutuhan kita untuk stimulasi baru, kita jelas harus memiliki sejumlah itu
untuk merasa nyaman. Tapi, hanya sebagai rangsangan terlalu sedikit tidak
menyenangkan dan akan memotivasi kita untuk meningkatkan rangsangan, stimulasi
terlalu banyak unpleasent dan akan memotivasi kita untuk menemukan cara untuk
menguranginya. Terlalu banyak orang berbicara bersamaan, kebisingan terlalu
banyak, atau ruangan yang berisi terlalu banyak warna bentrok dan pola akan
mengirim seseorang pergi mencari beberapa menit yang damai, tenang, dan
stimulasi berkurang. Ternyata, tingkat optimal stimulasi ada, dan kita akan
merasa tidak nyaman atas atau di bawah tingkat ini.
Jelas kami "need" untuk tingkat optimal stimulasi telah menyebabkan
psikolog untuk menunjukkan bahwa setiap individu berusaha untuk mempertahankan
tingkat optimal gairah dalam sistem saraf. Gairah, seperti yang digunakan
dengan cara ini, adalah istilah yang agak kabur, tetapi mengacu pada kondisi
keseluruhan kewaspadaan dan aktivasi orang tersebut. Individu yang sedang tidur
berada pada tingkat yang sangat rendah gairah; orang santai berada pada tingkat
yang sangat tinggi. Gairah ini terkait dengan aktivitas formasi reticular otak
dan divisi simpatik sistem saraf otonom. Teori gairah optimal tidak menunjukkan,
bagaimanapun, bahwa ada kebutuhan biologis untuk sedang atau tingkat optimal
gairah. Individu dapat bertahan hidup tingkat tinggi atau rendah gairah, tetapi
dia termotivasi untuk mencapai tingkat, nyaman optimal gairah dengan bertindak
dengan cara yang kenaikan atau penurunan stimulasi.
Arousal and Performance: Hukum Yarkes-Dodson Tidak hanya gairah konsep motivasi
penting, itu juga terkait dengan efisiensi kinerja kami dalam berbagai situasi.
Jika gairah terlalu rendah, kinerja akan memadai; kalau terlalu tinggi, kinerja
dapat menjadi terganggu dan tidak teratur. Gagasan yang tampaknya sederhana
sering disebut sebagai Yerkes-Dodson hukum, dan itu agak lebih rumit dari yang
terlihat pada awalnya. Tingkat ideal gairah untuk berbagai jenis kinerja sangat
bervariasi. Pemain sepak bola "pemanasan" dan "psikologi
up" secara fisik dan emosional untuk mencapai tingkat tinggi gairah untuk
permainan. Akan sulit untuk melebihi tingkat ideal gairah yang diperlukan untuk
olahraga kontak yang sangat fisik. Di sisi lain, kinerja terampil glasir
tembikar tukang menerapkan dengan tangan akan paling efisien di tingkat yang
jauh lebih rendah gairah. Gairah terlalu banyak, karena dalam bentuk tingkat
kecemasan tinggi, akan cenderung mengganggu kinerja, halus terampil tukang periuk.
7. Affiliation Motivation
Apakah
Anda biasanya menikmati kebersamaan dengan teman-teman? Apakah Anda merasa
kesepian selama periode ketika Anda tidak memiliki banyak teman? Manusia adalah
makhluk sosial. Diberi kesempatan, kita umumnya lebih memilih untuk memiliki
kontak teratur dengan orang lain. Dalam pengertian ini, dapat dikatakan bahwa
orang memiliki motif afiliasi.
Kebutuhan
afiliasi hadir dalam semua manusia, tetapi sebagian besar penelitian pada motif
ini. Individu yang tinggi dalam kebutuhan akan afiliasi, misalnya, cenderung
lebih suka berada bersama orang lain daripada memuaskan motif-motif lain.
Ketika ditanya untuk melakukan tugas administrasi dengan pasangan, individu
yang tinggi dalam kebutuhan akan afiliasi tapi rendah kebutuhan akan prestasi
memilih pasangan yang mereka percaya paling competet.
Dua
teori telah diajukan untuk menjelaskan kebutuhan nyata kami untuk afiliasi.
Beberapa percaya bahwa motivasi afiliasi kebutuhan bawaan yang didasarkan pada
seleksi alam. Seorang manusia jaman batu yang memilih untuk berburu sendirian
akan kurang mampu membunuh binatang besar untuk makanan dan untuk menghindari
menjadi mangsa hewan lain, dan dengan demikian untuk bertahan hidup, dari
manusia yang merasa perlu untuk hidup dan berburu dengan orang lain. Dengan
demikian, kekuatan alam mungkin telah memilih mereka manusia dengan kebutuhan
untuk afiliasi-karena mereka adalah orang-orang yang selamat. Psikolog lain,
bagaimanapun, percaya bahwa setiap manusia belajar motif untuk afiliasi melalui
nya atau pengalamannya sendiri belajar. Karena bayi mengalami diberi makan,
dibersihkan, menggelitik, tetap hangat, dan bentuk positif lainnya memelihara
di hadapan manusia lain, manusia lain mungkin menjadi "rangsangan
positif" melalui pengkondisian klasik. Demikian pula, karena tindakan kita
yang membawa kita berada di hadapan orang lain-tersenyum, mengulurkan tangan
bayi kami untuk pelukan, dan sejenisnya-sering menyebabkan hasil yang
menyenangkan, maka perilaku afiliatif kemungkinan besar akan positif diperkuat.
Itu
motif afiliasi mungkin terkait dalam beberapa cara untuk kesempatan yang lebih
besar bahwa manusia yang afiliasi-kawanan bersama-sama - akan bertahan menerima
beberapa dukungan dari fakta bahwa motivasi affilication muncul lebih kuat ketika
kita takut tentang kesejahteraan kita. Stanley Schachter telah melakukan
beberapa percobaan pada hubungan antara kecemasan dan kebutuhan afiliasi. Dalam
sebuah percobaan khas, mahasiswa perempuan dibawa ke laboratorium dalam
kelompok kecil. Di sana mereka bertemu dengan seorang pria mengenakan jas putih
yang memperkenalkan diri sebagai Dr Gregor Zilstein, seorang proffesor
neurologi dan psikiatri. Dia mengatakan setengah dari peserta penelitian bahwa
mereka akan berpartisipasi dalam percobaan yang melibatkan listrik menyakitkan
guncangan-dan mereka menunjukkan aparat kejutan menakutkan di latar belakang.
Dia mengatakan kepada bagian lain dari peserta bahwa mereka akan menerima
guncangan yang sangat ringan, yang mereka akan mengalami sebagai menggelitik
belaka. Kelompok pertama dibuat jauh lebih cemas daripada kelompok kedua,
seperti yang ditunjukkan oleh peringkat para siswa sendiri dari kecemasan
mereka. Kedua kelompok diberi pilihan untuk menunggu sendirian di ruang tunggu
individu atau bersama-sama dalam kelompok ruang tunggu. Sebagai Schachter
diprediksi, hampir dua pertiga dari subyek yang dibuat merasa cemas memilih
menunggu dalam kelompok, menunjukkan tingkat tinggi kebutuhan akan afiliasi.
Namun, hanya sepertiga dari anggota kelompok kecemasan rendah memilih untuk
menunggu bersama-sama.
Penelitian
selanjutnya menunjukkan bahwa telah sama menyakitkan sehari-hari
pengalaman-seperti gagal tes perguruan tinggi-meningkatkan motivasi kita untuk
berafiliasi dengan orang lain. Seperti kata pepatah, "penderitaan
mencintai perusahaan". Di sisi lain, beberapa orang cenderung memiliki
motivasi affilation lebih dari yang lain dalam berbagai situasi, dan ketika
chip menurun-seperti ketika mereka berjuang kanker mereka lebih cenderung untuk
mencari dukungan emosional dari anggota keluarga. Ada bukti bahwa tingkat yang
lebih tinggi motivasi afiliasi memprediksi lebih baik penyesuaian psikologis
sepanjang hidup, mungkin sebagian karena motif afiliasi mempromosikan dukungan
sosial saat-saat sulit.
8. Achievement
Motivation
Achievement Motivation adalah
kebutuhan psikologis untuk sukses di sekolah, pekerjaan atau bidang lain.
Elliot dan Church membedakan 3 elemen penting dalam motivasi:
1. Mastery Goals. Individu dengan mastery goal yang
tinggi termotivasi secara intrinsik untuk mempelajari informasi yang menarik
dan penting. Mereka menikmati mata pelajaran yang menantang jika mata pelajaran
itu membantu mereka menguasai informasi baru, dan mereka merasa kecewa dengan
mata pelajaran yang mudah dimana mereka mendapat nilai yang baik tetapi yang
dipelajari sangat sedikit.
2. Performance-Approach Goals. Individu dengan
performance-approach goal yang tinggi termotivasi untuk bekerja keras untuk
mendapatkan nilai yang lebih baik dari orang lain untuk mendapat perhatian.
3. Performance-Avoidance Goals. Individu dengan
performance-avoidance goal yang tinggi termotivasi untuk bekerja keras untuk
menghindari nilai yang jelek dan terlihat tidak cerdas.
Setiap tipe ini membantu dalam
kesuksesan, tetapi Elliot dan Church (1997) percaya bahwa mereka menyebabkan
konsekuensi yang berbeda. Di awal mata pelajaran psikologi kepribadian, pelajar
menjawab pertanyaan tentang level dari tiga tipe achievement motivation. Di
akhir mata pelajaran, pelajar kemudian melengkapi pengukuran bagaimana mereka
menikmati dan dan menilai mata pelajaran itu, dan peneliti menggunakan nilai
pada mata pelajaran itu untuk melihat seberapa baik performa dalam tes.
Perbedaan tipe achievement
motivation dihubungkan dengan perbedaan hasil diakhir mata pelajaran. Pelajar
dengan mastery goal yang lebih tinggi dilaporkan lebih menikmati mata
pelajaran. Ini terutama berlaku jika mereka juga rendah dalam
performance-approach goal. Pelajar dengan performance-approach goal yang tinggi
memiliki nilai yang lebih baik, khususnya jika mastery goal mereka rendah.
Keinginan untuk mengesankan orang lain dengan membuat nilai yang bagus
menyebabkan nilai yang baik,tapi sayangnya keinginan untuk mempelajari materi
untuk kepentingannya sendiri terkadang terjadi untuk mendapat nilai bagus.
Pelajar dengan nilai yang paling rendah memiliki performance-approach dan
mastery goal yang rendah atau mereka memiliki performance avoidance goal yang
tinggi. Pelajar dengan performance-avoidance goal yang tinggi di awal mata
pelajaran di laporkan bahwa mereka lebih sedikit/kurang menikmati konten mata
pelajaran. Bekerja hanya untuk menghindari kegagalan.
Untuk mengerti achievement
motivation, kita perlu mengerti apa yang orang inginkan dan mengapa mereka
menginginkan itu. Tujuan dan motif konsekuen dengan kesuksesan dan kenikmatan
dalam proses yang dijalani.
Untuk mengerti motivasi individu
dalam berprestasi juga harus mempertimbangkan fear of success. Fear of success
adalah ketakutan terhadap konsekuensi dari kesuksesan, terutama rasa iri dari
orang lain. Meskipun mengalahkan orang lain memberi kepuasan, tetapi dapat
menimbulkan rasa iri yang mungkin mempertegang hubungan sosial (Exline &
Lobel, 1999). Meskipun ini tidak penting untuk beberapa individu, ini dapat
memunculkan fear of success pada yang lain dan dapat memotivasi mereka untuk
berprestasi dibawah potensi mereka. Fear of success ini umumnya terjadi pada
wanita di Amerika Utara (Fried-Buchalter, 1997; Kumari, 1996), pelajar wanita
yang feminist memiliki fear of success yang lebih sedikit dibandingkan yang
tradisional (Kumari, 1996).
9. Solomon's
Opponent-Process Theory of Acquired Motives
Richard Solomon (1980) mengusulkan
sebuah teori yang implikasinya penting dalam mempelajari motif-motif baru, yang
umumnya sulit dimengerti. Seperti mengapa seseorang suka bertarung dalam
pertandingan karate atau terjun payung dari pesawat?
Solomon
memberikan jawaban yang menarik dari pertanyaan ini dan pertanyaan lain dengan
opponent-process theory of motivation. Solomon menjelaskan kecanduan dengan dua
konsep: (a) keadaan yang memberikan perasaan positif diikuti juga dengan
perasaan negatif yang sangat kontras/ berbeda, dan sebaliknya. (b) perasaan
(baik positif maupun negatif) yang dialami terus menerus akan berkurang
intensitasnya.
Contohnya
terjun payung, Dari data yang diperoleh Solomon, awalnya terjun payung
menakutkan. Ketika penerjun yang masih baru mendarat, awalnya terkejut tetapi
kemudian mulai tersenyum dan berbicara sangat bersemangat. Perasaan negatif
(ketakutan) diikuti dengan perasaan negatif (euforia) yang memberi
reinforce/penguatan pada perilakunya (ditunjukkan pada figure 10.7 disebelah
kiri). Setelah banyak melakukannya, ketakutannya menjadi berkurang (ditunjukkan
pada figure 10.7 disebelah kanan). Ketakutan yang berkurang, membuat euforia
yang dihasilkan lebih kuat.
Solomon
melihat ketagihan terhadap heroin dan obat-obatan lain, awalnya kesenangan
“menyerang” diikuti dengan perasaan tidak nyaman. Setelah sering
menggunakannya, kesenangan penggunaan obat-obatan (cocain, nicotine, dll) dalam
jumlah yang sama sangat berkurang, tetapi rasa sakit ketika tidak memakainya
lebih buruk. Rasa sakit itu menjadi motif yang paling kuat untuk memakai
obat-obatan lagi. Teori Solomon ini tidak relevan dengan semua motif, tetapi
dapat membantu memahami beberapa motif yang membingungkan.
Intrinsik dan Ekstrinsik Motivasi
Penting untuk membedakan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik. motivasi
intrinsik ketika orang termotivasi oleh sifat yang melekat pada kesenangan
aktivitas, atau konsekuensi alami dari aktivitas. Sebagai contoh, monyet akan membongkar mechanicalpuzzles tanpa
hadiah l. Orang yang membaca buku-buku nonfiksi yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan mereka hanya karena
itu menyenangkan. Demikian pula, orang yang mendonorkan harta mereka untuk amal
karena mereka ingin membantu orang
Motivasi ekstrinsik, adalah motivasi
external dengan aktivitas yang bukan merupakan bagian yang melekat dari itu.
Jika seorang anak yang membenci PR matematika didorong untuk mengerjakan PR nya
dengan pembayaran nikel untuk setiap jawaban yang benar.. Demikian pula,
seseorang yang bekerja keras untuk karyawan karena ia ingin dikagumi oleh orang
lain-bukan karena kepentingan dalam bekerja. Orang yang secara intrinsik
termotivasi cenderung bekerja lebih keras dan merespon tantangan dengan bekerja
lebih keras lagi. Mereka menikmati pekerjaan mereka lebih kreatif dan efektif
motivasi intrinsic dibentuk oleh pengalaman belajar Misalnya, anak dari
keluarga yang menekankan sukacita dan pentingnya belajar memiliki motivasi
intrinsik lebih untuk belajar di sekolah.
perbedaan antara motivasi intrinsik dan extrinsic adalah pertanyaan kapan
penghargaan ekstrinsik harus diberikan oleh orang tua, guru, dan pengusaha
dalam upaya untuk meningkatkan motivasi. Kapan itu bijaksana untuk menggunakan
motivasi ekstrinsik dalam bentuk penguatan positif untuk meningkatkan frekuensi
dari beberapa perilaku (seperti
mengerjakan PR, memberikan paket tepat waktu)? Anak-anak yang tidak suka
melakukan pekerjaan rumah matematika mereka akan sering melakukannya dengan
tekun jika dihargai dengan tambahan uang saku. Di sisi lain, jika individu
tersebut sudah secara intrinsik termotivasi untuk melakukan suatu kegiatan,
menambahkan motivasi ekstrinsik dapat mengurangi motivasi intrinsik tersebut.
Misalnya, ketika anak-anak muda yang suka menggambar di sekolah diberi
sertifikat untuk gambar yang baik, mereka menggambar kurang berminat lagi
daripada anak-anak yang belum menerima sertifikat. studi menunjukkan bahwa kita
harus berhati-hati untuk menghindari motivasi intrinsik dengan memberikan
imbalan ekstrinsik yang tidak perlu.
Pujian meningkatkan motivasi intrinsik ketika pujian:
1. Menyiratkan bahwa anak itu sukses karena dia atau usaha dan bukan karena
bakat alami anak atau kemampuan.
2. Apakah tulus dan tidak berarti bahwa orang dewasa mengendalikan anak.
3. Tidak membandingkan anak dengan anak lain.
4. Menyiratkan bahwa orang dewasa memiliki standar untuk perilaku anak bahwa
anak percaya bahwa ia dapat mencapai dengan usaha.
Sebaliknya, pujian yang berfokus pada kemampuan anak, bukan usaha, atau membandingkan anak dengan orang lain,
menyiratkan bahwa ia harus mencapai standar yang harus dicapai dimasa depan dapat merusak motivasi intrinsik
menurut untuk Henderlong dan Lepper.
Sebagai contoh, jika seorang anak menulis sebuah puisi pintar untuk gurunya,
dan Lepper Henderlong menyarankan bahwa pujian efektif yang mungkin akan
meningkatkan motivasi intrinsik anak
"Saya sangat suka puisi ini! Anda menemukan begitu banyak cara
membandingkan daun dan lagu. pasti telah mengambil banyak pemikiran!''
di sisi lain, pujian seperti ini dapat mengurangi motivasi intrinsik anak:
"Ini adalah ide brilliant yang saya lihat, saya memberitahu bahwa Anda
adalah orang jenius hanya di kelas Mrs Long. Jika Anda hanya menulis, menulis,
menulis setiap malam !, kamu akan sukses
! Harvard dan yale akan berjuang atas kamu "
Selama bertahun-tahun, diasumsikan bahwa cara lain yang baik untuk meningkatkan
motivasi intrinsik adalah untuk memberi pilihan mereka akan memilih kegiatan
yang secara intrinsik memotivasi
mereka.Anak-anak Amerika keturunan eropa menunjukkan motivasi intrinsik lebih
untuk tugas-tugas sekolah dan kegiatan lain yang mereka pilih sendiri.
Sebaliknya, anak-anak amerika asian dari budaya kolektif yang menempatkan
penekanan lebih besar pada kelompok dari pada individu memiliki motivasi
intrinsik lebih rendah untuk kegiatan yang mereka pilih. Seperti dalam banyak
aspekpsikologis, faktor socio cutural penting dalam motivasi.
10. Maslow Hierarki Motivasi
Abraham Maslow mengemukakan teori tentang motivasi. Menurut Maslow, kita
tidak selimut kebingungan, melainkan,
motif kita diorganisasikan secara hirarki diatur dari yang paling dasar sampai
yang paling pribadi dan canggih
Jika kebutuhan lebih rendah dalam
hirarki belum terpenuhi, maka motif-motif yang lebih tinggi tidak akan
beroperasi. Ketika lower needs kebutuhan akan rasa lapar, haus dan keselamatan
sudah terpenuhi, maka motif untuk mengembangkan hubungan dengan orang lain, untuk
mencapai harga diri positif, dan untuk menyadari potensi penuh seseorang etis,
artistik, dan filosofis (self-actulization) menjadi penting untuk individu.
Hirarki Maslow motif membantu memahami mengapa petani yang kelaparan tidak terlalu tertarik pada
filsafat politik pemerintahan. Motif
yang lebih tinggi menjadi tidak penting ketika motiv rendah yang belum
terpenuhi.
maslow membagi kebutuhan manusia atas 5 bagian:
- Biological :
lapar, haus, rumah
- Safety :
rasa aman
- Love and belongliness : rasa memiliki dan dimiliki
- Self-esteem :
harga diri dan status
- Self actualization : ingin diakui existensinya