Pedagogi adalah kajian mengenai pengajaran, khususnya
pengajaran dalam pendidikan formal. Dengan kata lain, ia adalah ilmu dan seni
mengenai cara mengajar di sekolah. Sebagai satu bidang kajian yang luas,
pedagogi melibatkkan kajian mengenai proses pengajaran dan pembelajaran,
pengurusan bilik darjah, organisasi sekolah dan juga interaksi guru-pelajar.
Dari segi etimologinya, perkataan Pedagogi datangnya daripada bahasa Yunani
paidagogos, hamba yang menghantar dan mengambil budak-budak pergi balik dari
sekolah. Perkataan “paida” merujuk kepada kanak-kanak, yang menjadikan sebab
kenapa sebahagian orang cenderung membedakan antara pedagogi dan andragogi.
Dinamika dalam Pedagogi
1. Statis vs Dinamis
Persyaratan
guru ada yang cenderung statis dan yang yang dinamis. Persyaratan yang
cenderung ststis, berupa persyaratan formal yaitu : kualifikasi akademik dan
sertifikat guru. Persyaratan yang bersifat dinamis yaitu kompetensi subtantif,
karena harus menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetyahuan, teknologi, dan
perkembangan masyarakat. Upaya memenuhi persyaratan yang dinamis ini sangat
tergantung pada prakasa lembaga dan inisiatif penyandang profesi guru itu
sendiri.
Era Transisi
Pendidikan
merupakan mekanisme penting untuk mencapai tujuan pembangunan. Dalam proses
transisi menuju masyarakat ekonomisberbasis TIK semakin dirasakan kebutuhan
akan penciptaan dan desiminasi pengetahuan. Pada era transisi ini, sekolah dan
lembaga pendidikan tinggi8 harus bermetamorfosis agar tidak mengalami
kemunduran di tengah-tengah tekanan yang makin kompetitif. Jka tidak, sekolah
dan perguruan tinggi akan tertinggal akan kemjuan ekonomi berbasis
penegetahuan.
Istilah pedagogi tidak hanya berkaitan dengan strategi atau gaya mengajar dalam
makna interaksi guru siswa semata, melainkan mengalami perluasan makna, karena
berkaitan dengan tanggung jawab guru untuk melampaui peran tradisional mereka,
memperluas ruang lingkup kerja mereka dalam berpartisipasi aktif untuk kemajuan
pengetahuan, serta peran yang diberikan kepada TIK untuk bertindak sebagai
mediasi artefak munculnya sistem jaringan pendidikan, mendukung kolaborasi
secara peer-to-peer, termasuk otonomi pembelajaran dan rasa bertanggng jawab
untuk belajar.
2. Esensi Pedagogi Transformatif
Dengan
pedagogi transformatif, konstruksi sosial kurikulum dipahami sebagai
seperangkat nilai-nilai dan keyakinan yang mencerminkan esensi anak didik
sebagai makhluk transformasional, bukan sekedar dipersepsi sebagai interaksi
antar merekan dan guru. Konsekuensi dari perubahan ini adlah pengenalan kembali
bentuk-bentuk baru pedagogi diakaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pedagogi transformatif harus memilki agenda bagi proses penciptaan
pengetahuan, fasilitas, hubungannya dengan kekuasaan, serta kurikulum berbasis
produk ilmu pengetahuan itu sendiri.
Era TIK inipun mendorong penyempurnaan proyek-proyek global berskala besar di
bidang teknologi pendidikan.
3. Resolusi Konflik
Pendidikan
bukan menjadikan wahana trasformasi ideologi perlawanan, melainkan mestinya
banyak yang menawarkan resolusi konflik. Siswa mestinya berpikir alternatif
untuk tidak selalu menampilakan tindakan demontratif, kecualai resolusi
dialogis benar-benar macet.
4. Komunitas Praktik
Aplikasi
TIK dalam pembelajaran telah memberi pemaknaan baru pada pedagogi. Meski ada
perwarnaan baru, namu n esensi pedagogi tetap tidak keluar dari kesejatiannya,
antara lain :
- Pedagogi kerja, diamana siswa belajar dengan membuat produk yang bergunua atau menyediakan layanan yang bermanfaat.
- Pembelajaran kooperatif, dimana kegiatan mengajar dan belajar dilakanankan berdasarkan kerjasama dalam proses yang produktif.
- Pembelajaran berbasis penyelidikan, dimana kagiatan ini dapat dilakukan dengan metode trial dan error yang melibat kelompok kerja, dll
- Metode kerja ilmu pengetahuaan alam atau sains, khususnya kegiatan pembelajaran dengan pendekatan induktif, pendekatan ilmiah, dsb.
- Pembelajaran berbasis atau berpusat pada minat siswa belajar dan rasa ingin tahu mereka.
5. Objek dan Instrument
Pedagogi
transformatif tidak hanya berkaitan dengan transformasi pembelajaran dalam
konteks sosial di sekolah, melainkan berangkat dari konteks sosial itu sendiri.
Kapasitas pedagogi tansformatif muncul dari sinergi antara ketersediaan
sumber daya dan komitmen untuk membawa proyek-proyek yang bermakna bagi
komunitas manusia untuk hidup. Dalam hal ini objek pedagogi transformatif
mengambil dasarnya metodologi inovatif, yang berperan sebagai artefak
konseptual untuk menyeberangi batas-batas strategi pembelajaran disatu sisi dan
manajemen transformasi berkelanjutan pada tingkat induvidu, kelompok, dan
organisasi di sisi lain.
6. Multivarian Model
Teori
pedagogi trasnformatif telah bermetamorfosis menjadi banya varian antara lain
teori model jaringan integratif, teori model pembelajaran ekspansif, teori
model penciptaan pengetahuan, teori model praktis komunitas praktis, dan teori
model bangun pengetahuan.
7. Membatasi Siswa
Belakangan
ini pola interkasi guru dengan siswa bukan hanya membatasi kesempatan sisiwa
membuat dan mengkreasi bahasa secara bebas, namun juga membatasi
kemampuan siswa untuk terlibat lebih jauh dalam belajar hingga tatanan
kemampuan berpikirtingkat tinggi.
8. Studi Longitudinal
Kerangka
kerja membantu guru-guru memilih dan mengembangkan strategi yang sesuai untuk
apa mereka mengajar dan variabel gaya pendekatan mengajar sesuai dengan latar
belakang murid-murid mereka.
sumber: Pedagogi,
Andragogi dan Heutagogi oleh Prof. Dr Sudarwan Danim
0 komentar:
Posting Komentar