BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, ini berarti
bahwa setiap manusia berhak untuk
memperoleh pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan
dalam mengembangkan diri tiap individu untuk melangsungkan
kehidupan.
Guru merupakan bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Guru menurut undang-undang nomor 14
tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur
formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sedangkan pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran.
Pendidikan
adalah pembelajaran pengetahuan,keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer
dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian. Dari pengertian guru dan pendidikan dapat ditarik
kesimpulan bahwa guru memiliki tugas mendidik , memberikan pembelajaran dan
melakukan evaluasi terhadap peserta didik dalam konteks pendidikan. Dalam
memberikan pengajaran, guru memiliki caranya masing-masing. Dimana ini sering
disebut sebagai seni dalam mengajar (Danim, 2010).
Mengajar
merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada
situasi dengan menggunakan media tertentu. Mengajar berasal dari kata “ajar”.
Kata “ajar” bermakna memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman,
pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek tertentu diketahui atau dipahami.
Mengajar bermakna tindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau
menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek
didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki.
Karena
mengajar merupakan salah satu aspek penting dalam dunia pendidikan dan cara
yang dilakukan untuk mengajar juga punya bermacam pendekatan. Maka, lahirlah
pedagogi yang secara umum diartikan sebagai ilmu atau seni dalam mengajar. Atas
dasar saling keterkaitan antara mengajar, pendidikan dan guru maka penulis
tertarik untuk melakukan wawancara kepada salah seorang guru yang merupakan
guru di salah satu Sekolah Dasar (SD) di
Kota Tebing Tinggi.
B. Tujuan
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh
informasi melalui pertanyaan berikut ini:
1.
Bagaimana pandangan guru mengenai pendidikan?
2.
Apa motivasi yang mendasari guru dalam mengajar?
3.
Bagaimana sudut pandang guru dalam melihat peserta
didik?
4.
Apa filosofi dalam mengajar?
5.
Apa pendekatan guru
dalam mengajar?
· C. Manfaat
BAB II
HASIL WAWANCARA
A. Identitas Guru
Nama Guru : DY S.Pd
Usia : 46 Tahun
Lama Mengajar : 21 Tahun
Lokasi wawancara : Rumah Ibu DY
Tanggal : 6 April 2014
Sertifikasi : Sudah (2010)
B.
Hasil Wawancara
1. Bagaimana pandangan guru mengenai pendidikan ?
Pendidikan menurut beliau adalah
salah satu aspek yang sangat penting dalam penyelenggaraan kehidupan, dimana
seorang individu dapat memperoleh pengetahuan atau informasi mengenai berbagai
disiplin ilmu untuk lebih siap dalam proses kehidupan. Melalui pendidikan juga
diupayakan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan individu yang mana dalam
hal ini adalah siswa.
Pendidikan itu sendiri adalah sebuah sistem dimana ada prosedur
yang terencana untuk menciptakan proses pembelajaran agar peserta didik aktif untuk mengembangkan dan menggali potensi
yang ada dalam dirinya. Terkait
dengan pendidikan di Indonesia, menurut beliau pendidikan di Indonesia sudah
sangat berkembang, selain dari segi kurikulum yang terus diperbaiki, sarana dan
prasarana untuk penyelenggaraan pendidikan sendiri sudah sangat mendukung dalam
proses pembelajaran, seperti penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Saat ini kompetensi guru juga terus meningkat dengan adanya program
sertifikasi sehingga guru harus mempersiapkan diri sehingga guru harus siap menjadi
pengajar yang memiliki kompetensi yang baik dalam bidang pengajaran.
2. Apa motivasi yang mendasari guru dalam mengajar ?
Motivasi yang menjadi latar
belakang beliau dalam mengajar adalah pemahaman yang dimiliki oleh beliau
tentang arti pentingnya pendidikan untuk kehidupan individu sehingga membuat
beliau terus bersemangat dalam memberikan pengajaran kepada siswa yang
diajarnya, beliau sangat paham mengenai tugasnya sebagai seorang guru dimana
harus terus memberikan pengajaran baru dan pendidikan kepada siswa nya.
Adalah hal yang menyenangkan
untuk beliau ketika siswa mengerti sebuah informasi atau konsep yang diajarkan di
dalam kelas. Bonus untuk seorang guru adalah saat bisa menyaksikan siswa nya
berprestasi dan membanggakan nama sekolah, misalnya ketika siswa bisa
memenangkan olimpiade mata pelajaran dan sebagainya.
3.
Bagaimana
sudut pandang guru dalam melihat peserta didik ?
Sudut pandang beliau melihat
siswa nya adalah bahwa seluruh siswa adalah sebagai individu yang berbeda dan
unik. Dimana seluruh siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
kemampuan mereka dalam menerima pelajaran juga berbeda sehingga beliau harus
memahami mereka satu persatu untuk memaksimalkan pembelajaran yang diberikan.
Permasalahan yang sering muncul di dalam kelas adalah siswa yang sedikit sulit
dalam menangkap pelajaran yang diberikan, dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi
situasi tersebut. Sementara ada siswa yang lain yang sudah siap untuk
melanjutkan pelajaran ke topik berikutnya. Namun, guru tetap bertanggungjawab
untuk membuat seluruh siswa mengerti terhadap suatu topik yang telah
disamapaikan, baru kemudian melanjutkan ke topik berikutnya.
Beliau yang mengajar di tingkat
sekolah dasar juga memandang siswa nya adalah sebagai seorang anak. Dimana
menurut beliau masa anak-anak adalah masa paling penting dalam perkembangan individu dan anak harus dibekali informasi yang
baik dengan cara yang baik sejak dini. Apabila anak berhasil sejak awal pendidikannya maka kedepannya anak akan lebih mudah mempersiapkan diri mengahadapi pembelajaran pada jenjang
pendidikan selanjutnya.
4.
Apa filosofi
guru dalam mengajar?
Beliau yang mengajar di tingkat
sekolah dasar memandang siswa nya adalah sebagai seorang anak. Dimana beliau
adalah ibu nya. Seorang ibu akan senantiasa sayang kepada anak-anak nya dan
akan selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Beliau berusaha menjadi
seorang ibu yang mampu mendidik anak-anaknya tersebut untuk memperoleh
kesuksesan di masa depan.
5. Pendekatan guru dalam mengajar ?
Menurut beliau hal yang paling mendasar
untuk seorang guru adalah menguasai materi ajar yang akan disampaikan. Dalam
melakukan pendekatan pengajaran beliau
menggunakan beberapa pendekatan sesuai dengan
kondisi dan situasi yang dibutuhkan.
Beliau menerapkan pendekatan teacher-centered dan terkadang menggunakan pendekatan student-centered. Beliau
menggunakan pendekatan tergantung dari situasi, pendekatan mana yang lebih
diperlukan untuk memaksimalkan pemahaman peserta ajar akan materi ajar. Terkadang beliau menyampaikan bahan ajar dengan cara memberikan ceramah
kepada siswa, namun di beberapa topik beliau meminta siswa berperan aktif,
misalnya sebelum memulai kelas beliau meminta siswa melakukan diskusi bersama
dengan teman mengenai topik yang akan dibahas.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Ilmu
Mengajar
Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada
peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar
bisa dipelajari dimanapun dan kapanpun, baik individual, kelompok, maupun
dilembagakan. Seni belajar akan terlihat saat interaksi pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang
atau kelompok dengan pikiran seseorang atau kelompok lainnya. Hubungan yang
terjadi antara guru dan siswa adalah hubungan dua arah, guru memberikan dan
siswa menerima pengetahuan dan bimbingan, namun tidak berarti siswa menerima
pengetahuan secara pasif (Danim, 2010)
Esensi dari mengajar sesuai dari
teori di atas bila dikaitkan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
Ibu DY bahwa beliau sudah melakukan prinsip tersebut. Dalam setiap pembelajaran
yang dilakukan beliau ada interaksi yang terjadi antara pengajar dan siswa
dimana hal tersebut adalah letak esensi seni dari mengajar. Interaksi yang
terjadi adalah interaksi dua arah, dimana beliau menerapkan pendekatan tidak
hanya teacher centered atau fokus
pengajaran hanya pada guru yang tercermin dalam bentuk metode ceramah di depan
kelas, melainkan juga mengadopsi pendekatan Student
Centered dimana siswa juga diberikan kesempatan untuk berperan aktif di
dalam kelas.
B. Seni, Ilmu,
dan Profesi
Banyak orang yang mengatakan bahwa mengajar adalah ilmu. Bagi mereka
kegiatan belajar harus dipandu dan berbasis ilmu. Guru harus dapat secara
sistematis memilih bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa, sehingga
mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi hanya secara kebetulan.
B.F. Skinner mengatakan bahwalah penting untuk melakukan pendekatan pengajaran
dengan menggunakan teknologi. Guru-guru dapat dilatih untuk menerapkan
teknologi pendidikan atau mentransformasikan material pembelajaran dengan
pendekatan teknologi.
Banyak juga orang yang mengatakan bahwa mengajar adalah seni. Penganut
“Kegiatan mengajar sebagai seni” berpendapat bahwa mengajar sebenarnya
melibatkan intuisi, improvisasi, dan ekspresi. Guru harus mampu melakukan dan
menangani proses kreatif secara tidak terduga. Akan lebih baik untuk mengatakan
bahwa perbuatan mengajar melibatkan penilaian artistic yang bergantung pada
ilmu pengetahuan, dengan kata lain kita pengajar harus mengkombinasikan seni
dan ilmu dalam mengajar.
Berdasarkan teori “Seni, ilmu,
dan profesi”, Ibu DY selalu menyiapkan bahan
ajar sebelum masuk ke dalam kelas, beliau juga memperkaya diri dengan ilmu yang
akan dia sampaikan. Beliau juga sudah menggunakan ilmu dan seni dalam mengajar. Ilmu
digunakan dalam menjelaskan teori, sedangkan seninya terlihat dalam membuat
dinamika kelas seperti maju ke depan diskusi sebelum pelajaran dimulai, dibeberapa mata pelajaran seperti Ilmu Pengetahuan Alam, beliau juga
menggunakan alat peraga sebagai alat yang akan menunjang pembelajaran dan
memudahkan untuk memberikan penjelasan.
C.
Pengajar yang cerdas
Kegiatan pembelajaran yang baik menuntut kehadiran
guru yang baik. Berikut ini adalah beberapa karakter guru yang harus
ditampilkan di kelas:
1.
Persiapan: ulasan catatan pembelajaran dan contoh
untuk memastikan bahwa siswa belajar dengan lancar dan benar. berdasarkan
hasil wawancara Ibu DY selalu melakukan persiapan
setiap akan mengajar, beliau juga selalu menanyakan apakah siswa telah mengerti
atau belum mengerti, bila siswa ada yang belum mengerti maka beliau akan
kembali mengulang pelajaran hingga seluruh siswa mengerti. Sehingga kondisi
belajar berjalan lancar dan benar.
2.
Terorganisasi: mengajar dengan menggunakan silabus dan
urutan materi yang jelas sejak sesi pembelajaran pertama. Pada pembahasan ini meskipun subjek tidak menyebutkan secara langsung
namun sudahlah pasti seorang guru yang telah sertifikasi telah membuat silabus
pembelajaran dan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah.
3.
Konsisten: mengajar
dengan tidak ada wabah emosional atau pola perilaku yang mengintimidasi
siswa.. Beliau tidak mengintimidasi siswa, ini terlihat
dari kesabaran Ibu DY bila ada siswa yang belum mengerti pembelajaran, beliau
dengan sabar mengulang pembelajaran di dalam kelas.
4.
Etika kerja: menghabiskan waktu untuk benar-benar
mempersiapkan pembelajaran di kelas dan laboratorium. Sudah sangat jelas bahwa Ibu DY mempersiapkan materi sebelum pelajaran
dimulai.
5.
Kecepatan: datang ke kelas tepat waktu dan menjalankan
tugas di kelas tidak lebih dari waktu yang diberikan
6.
Sikap fleksibel: terbuka atas ide-ide baru, saran, dan
wawasan dari siswa. Ibu DY sangat terbuka terhadap
ide-ide dari siswa nya yang bisa diidentifikasi dari beliau yang memberikan
kesempatan untuk siswa mengemukakan pendapat.
7.
Dialog interaktif: pembelajaran di kelas bersifat dua
arah dan mengembangkan pengalaman komunikasi. Pada poin ini Ibu DY juga menerapkannya di dalam kelas.
8.
Lingkungan belajar: mendorong suasana yang santai dan
terbuka untuk perubahan pengaturan agar tidak kaku. Ibu DY juga sudah melakukan hal ini terlihat dari fleksibelnya pendekatan
mengajar yang beliau gunakan.
D. Top 10 Kualitas
Guru yang Baik
Danim mengungkapkan Top 10
kualitas guru yang baik, yang bukan tidak mungkin sangat sedikit yang
memilikinya. Guru R juga
dapat dibahas melalui teori top 10 kualitas guru yang baik yaitu:
1.
Confidence
2.
Patience
3.
true
comparison for their students
4.
understanding
5.
the ability
to look at life in a different way and to explain a topic in different way
6.
dedication
to excellence
7.
unwavering
support
8.
willingness
to help student achieve
9.
pride in
students accomplishment
10. passion for life
Dari
kesepuluh kualitas ini Ibu DY telah
memenuhi keseluruhannya dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis peroleh yaitu: kualitas pertama adalah percaya diri
terhadap apa yang ia ajarkan. Kualitas kedua yaitu sabar yang kemudian tercermin dari sikap beliau menghadapi siswa yang sedikit lama dalam menerima
pelajaran dengan tetap mengulang pelajaran hingga siswa
bisa. Kualitas ketiga yaitu true
compassion for thei studentsr, kompetensi ini terlihat dari filosofi
mengajar beliau yang menganggap bahwa siswa adalah anak. Rasa kasih sayang
sejati pada siswanya diberikan seperti beliau menyayangi anaknya sendiri.
Kualitas
keempat adalah understanding atau
memahami. Beliau sangat memahami kebutuhan siswa nya, memahami bahan ajar
dengan baik, memahami apakah siswa telah mengerti dan pelajaran bisa
dilanjutkan atau harus diulang kembali. Kualitas kelima adalah the ability to look at life in a different way and to
explain a topic in different way atau kemampuan melihat kehidupan
dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda. Setiap
topik beliau membawakan dengan cara yang berbeda, memberikan gaya belajar yang
berbeda pada siswa.
Kualitas
keenam adalah dedication to excellence atau
dedikasi untuk keunggulan. Guru yang baik memiliki dedikasi dan menginginkan
capaian yang terbaik siswa-siswanya. Ibu DY sangat berdedikasi dalam memberikan
pengajaran bagi siswa-siswanya terlihat dari motivasi beliau dalam melakukan
pengajaran. Kualitas ketujuh adalah unwavering support atau teguh dalam
memberikan dukungan, beliau sangat memberikan dalam pengajaran sehingga
siswanya mengerti dan berprestasi. Kualitas kedelapan adalah willingness student achieve atau
kesediaan untuk membantu siswa mencapai prestasi, sudah dijelaskan pada poin
sebelumnya yang mencerminkan hal ini. Kualitas kesembilan adalah pride in students accomplishment bangga atas prestasi siswa, ini terlihat dari motivasi beliau mengajar dan
kualitas terakhir adalah passion for
life bergairah untuk hidup.
BAB
IV
KESIMPULAN
A. Ibu DY telah memenuhi tujuan dari mengajar menurut Sudarwan Danim yaitu
mentrasformasikan bahan ajar kepada peserta didik.
B. Ibu DY telah memenuhi kriteria dari teori seni, ilmu dan profesi.
C. Ibu DY merupakan seorang pengajar yang cerdas dimana beliau menampilkan karakter
guru yang sesuai ditampilkan di depan kelas.
D. Ibu DY telah memenuhi top sepuluh kualitas guru yang baik yaitu confidence, patience, true comparison for
their students, understanding, the ability to look at life in a different way
and to explain a topic in different way, dedication to excellence, unwavering
support, willingness to help student achieve, pride in students accomplishment
dan passion for life
BAB
V
SARAN
DAN TESTIMONI
A. Saran
Penulis berharap agar Ibu DY lebih meningkatkan kualitas guru yang baik pada dirinya. Menambah kompetensi sebagai pengajar yang akan mencetak generasi penerus
yang lebih baik. Lebih mampu membangun hubungan interpersonal yang lebih erat dengan para siswa sehingga pelajaran yang beliau berikan dapat lebih
mudah diterima oleh siswanya. Tetap
sabar dan cerdas dalam menghadapi siswa. Lebih di tingkatkan lagi kreatifitas dalam
pengajaran sehingga menambah minat siswa untuk tertarik terhadap pembelajaran
yang akan diberikan. Mengembangkan kelas yang lebih hidup dan menarik dari
sebelumnya.
B. Testimoni
Penulis sangat menikmati proses selama menjalankan tugas
wawancara guru ini. Meskipun pada awalnya penulis bingung untuk menentukan siapa
guru yang akan diwawancarai. Sehingga dipilihlah Ibu DY yang merupakan wali kelas
VI SD penulis. Penulis tidak lagi canggung dalam melakukan proses wawancara
karena telah merasa ada kedekatan kepada Ibu DY. Kesulitan dalam melakukan
wawancara ini adalah pengaturan waktu bertemu dengan Ibu DY karena Ibu DY berada
di Kota Tebing Tinggi sementara penulis berada di Kota Medan. Namun setelah penulis
menjalaninya, penulis sangat mendapatkan pelajaran
yang berharga dari tugas wawancara guru ini.
Daftar Pustaka
Danim, S.
2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.
Bandung : Alfabeta